kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Program Pekarangan Pangan Lestari Mampu Hemat Anggaran Rp10 Triliun dan Tekan Inflasi

Program Pekarangan Pangan Lestari Mampu Hemat Anggaran Rp10 Triliun dan Tekan Inflasi

Selasa, 27 Agustus 2024 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) mendorong program Pekarangan Pangan Lestari atau P2L bagi kalangan ibu rumah tangga karena mampu mengendalikan inflasi serta menghemat anggaran hingga Rp10 triliun. [Foto: dok. Kementan]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) mendorong program Pekarangan Pangan Lestari atau P2L bagi kalangan ibu rumah tangga di seluruh Indonesia. Menurutnya, program tersebut mampu mengendalikan inflasi serta menghemat anggaran hingga Rp10 triliun. 

"Penghematan anggaran sampai Rp10 triliun bisa kita lakukan dengan asumsi setiap rumah minimal 20 juta kepala keluarga di Indonesia melakukan pertanaman pekarangan," ujar Wamentan, Senin (26/8/2024).

Jika program ini berhasil, pemerintah akan meningkatkan pengadaan benih dan bibit yang disebarkan kepada perempuan rumah tangga di Indonesia. Berbagai benih yang nantinya disediakan di antaranya cabai, tomat, terong dan aneka sayuran lainnya.

"Cabai, ketimun, terong dan sayur-sayuran bisa diberdayakan di pekarangan masing-masing. Kita sudah menghitung bahwa kebutuhan-kebutuhan yang bisa dihemat dalam satu rumah tangga bisa mencapai Rp500 ribu rupiah maka dikalikan dengan jumlah rumah tangga yang nanti diharapkan bisa melakukan P2L sebanyak 20 juta KK saja sudah luar biasa," katanya.

Sejatinya, kata Sudaryono, pemerintah terus mendorong peningkatan produksi berbagai komoditas pangan. Selain food estate, pemerintah juga mendorong program smart farming hingga klaster khusus kaum ibu agar mulai bertanam.

"Sekali lagi kaum perempuan atau ibu-ibu diharapkan mampu memanfaatkan pekarangannya untuk menanam tanaman pangan," jelasnya.

Sebagai informasi, P2L merupakan program Kementerian Pertanian yang difokuskan pada kegiatan kelompok masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda