DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pendidikan dipandang sebagai pintu gerbang utama untuk menciptakan peradaban yang maju.
Hal itu ditegaskan oleh Rektor Universitas Malikussaleh (Unimal), Prof. Dr. Ir. Herman Fithra, S.T., M.T., IPM, ASEAN Eng, saat hadir sebagai narasumber dalam program Forum Rektor yang disiarkan TVRI Aceh dilansir media dialeksis.com, Kamis (21/8/2025).
Dalam diskusi bertajuk Membangun Pendidikan Unggul, Mencetak Generasi Emas, Prof. Herman menekankan bahwa Aceh memiliki modal besar untuk mencetak sumber daya manusia unggul karena memiliki jaringan perguruan tinggi negeri yang relatif lengkap.
“Aceh punya 10 perguruan tinggi negeri, satu politeknik, dan satu akademi komunitas. Hampir di setiap wilayah ada kampus negeri. Ini momentum yang harus dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh anak-anak Aceh, khususnya Gen Z, untuk menuntut ilmu sebagai bekal menghadapi masa depan,” ujarnya.
Meski infrastruktur pendidikan tinggi cukup baik, Prof. Herman mengakui ada persoalan serius: minat anak-anak muda Aceh, terutama di daerah pedalaman dan kantong-kantong kemiskinan, untuk melanjutkan pendidikan tinggi masih rendah.
“Banyak yang berpikir cukup tamat SMA atau SMK, lalu bekerja atau menikah. Apalagi kalau lihat tetangga kuliah jauh-jauh tapi pulang tidak dapat pekerjaan, itu mematikan semangat. Ini masalah besar yang masih kita hadapi,” tuturnya.
Menurutnya, paradigma itu harus diubah. Pendidikan bukan hanya soal menjadi pegawai negeri, tapi tentang membangun cara pandang hidup dan menyiapkan generasi agar mampu bersaing di dunia tanpa sekat.
Prof. Herman juga menyinggung kendala lain, yakni akses beasiswa yang belum sepenuhnya menjangkau anak-anak miskin karena persoalan administrasi keluarga.
“Banyak anak dari keluarga miskin yang seharusnya bisa mendapat KIP Kuliah, tapi tidak bisa karena persoalan dokumen administrasi. Ironis sekali, secara faktual miskin, tapi tidak bisa dibantu. Ini tantangan kita bersama,” katanya.
Ia menilai pemerintah, perguruan tinggi, hingga aparatur gampong harus bergandeng tangan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar mendukung anak-anak melanjutkan pendidikan tinggi.
Sebagai bagian dari generasi yang akrab dengan gawai, anak-anak Gen Z menurut Prof. Herman kerap terjebak pada konten hiburan semata. Padahal, teknologi digital bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kompetensi.
“Di gadget itu ada banyak hal positif. Sayangnya, konten edukasi kurang diminati. Maka harus ada cara baru, misalnya lewat media sosial. Saya sendiri aktif bermedia sosial untuk memotivasi anak-anak Aceh agar melihat masa depan lebih serius,” jelasnya.
Rektor Unimal itu juga memaparkan transformasi kampusnya. Setelah dinegerikan pada 200, Unimal kini tumbuh menjadi salah satu kampus dengan infrastruktur terbaik di Sumatra.
“Kampus Unimal hari ini bisa dibilang paling indah di Sumatera. Gedung-gedung baru, laboratorium modern, bahkan sudah menarik mahasiswa asing. Ini bukti keseriusan kami meningkatkan kualitas pendidikan,” ungkap Prof. Herman.
Dari sisi akademik, Unimal memiliki sejumlah program unggulan, seperti Fakultas Kedokteran yang mendampingi mahasiswa koas langsung dengan dokter spesialis, Fakultas Teknik dengan prodi unggulan teknik sipil serta energi terbarukan, hingga Fakultas Ekonomi dan Hukum yang alumninya banyak berkiprah sebagai hakim, jaksa, pengacara, dan profesional di berbagai sektor.
Menariknya, kata Prof. Herman, banyak orang tua di luar Aceh kini menjadikan Unimal sebagai pilihan utama anak-anak mereka.
Hal itu karena tiga keunggulan yaitu banyak mahasiswa mendapat beasiswa KIP Kuliah. Aceh menerapkan syariat Islam, yang dinilai orang tua memberi rasa aman dan Biaya hidup di Lhokseumawe relatif murah.
“Jadi sebenarnya Unimal bukan hanya kampus Aceh, tapi sudah menjadi kampus pilihan bagi generasi muda dari seluruh Indonesia,” tegasnya.
Prof. Herman berharap bahwa pendidikan harus menghasilkan manusia berkarakter dan berpola pikir matang.
“Pendidikan tidak menjamin seseorang jadi kaya, tapi pendidikan yang baik insya Allah membuat hidup lebih baik. Yang terpenting bukan hanya punya ijazah, tapi juga skill, kompetensi, dan daya analisis yang membuat anak-anak kita siap menghadapi tantangan global,” pungkasnya. [nh]