DIALEKSIS.COM | Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan bahwa keberadaan rumah sakit berteknologi tinggi di dalam negeri menjadi kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan mengurangi jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang berobat ke luar negeri.
"Kita juga butuh rumah sakit yang advance, dengan teknologi robotik, AI, dan precision medicine. Semuanya itu sangat memungkinkan dengan kecerdasan buatan dan bioinformatika yang canggih," ujar Pratikno dilansir pada Senin (9/6/2025).
Ia menambahkan, setiap tahun hampir satu juta WNI pergi ke luar negeri untuk berobat, terutama ke Singapura. Kondisi ini menurutnya menyebabkan potensi kebocoran devisa yang sangat besar.
"Data menunjukkan potensi kebocoran devisa bisa mencapai hampir Rp 200 triliun per tahun. Ini angka yang luar biasa," kata dia.
Pratikno menyebut, pembangunan rumah sakit dengan standar internasional seperti Mayapada Hospital Jakarta Selatan diharapkan bisa menjadi solusi atas persoalan tersebut. Selain memperkuat sistem layanan kesehatan dalam negeri, rumah sakit modern ini juga diharapkan mendorong berkembangnya wisata medis atau health tourism di Indonesia.
"Kami berharap health tourism itu bukan keluar, tapi masuk ke Indonesia. Ini juga akan menjadi tempat pengembangan SDM unggul dan pusat inovasi teknologi kesehatan nasional," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Pratikno juga memaparkan bahwa Presiden Prabowo telah menetapkan lima quick win pembangunan manusia pada 2025, di bawah koordinasi Kemenko PMK. Salah satunya adalah percepatan pembangunan rumah sakit daerah tipe C.
"Tahun ini ada 32 rumah sakit tipe C yang sedang dibangun di berbagai pelosok Tanah Air, dan tahun depan ditargetkan bertambah 34 rumah sakit lagi," kata Pratikno. [*]