kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Semen Indonesia Kena Imbas BBM dan Inflasi, Naikkan Harga Jual

Semen Indonesia Kena Imbas BBM dan Inflasi, Naikkan Harga Jual

Jum`at, 16 September 2022 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat semen di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta. FOTO: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT


DIALEKSIS.COM | Nasional - Semen Indonesia akan menyesuaikan harga jual semen dalam waktu dekat merespons kenaikan harga energi dan inflasi. Emiten produsen semen, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) menyampaikan akan kembali menaikkan harga jual semen dalam waktu dekat. Hal ini sebagai respons perusahaan terhadap kenaikan dari harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan inflasi. 

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SIG Andriano Hosny mengatakan telah menaikkan harga jual produknya atau Average Selling Price (ASP) untuk pasar domestik Rp 935 ribu di semester I. Sebelumnya, pada periode yang sama tahun lalu, hanya Rp 871 ribu. Strategi ini dilakukan agar perseroan tetap menjaga profitabilitas. 

"Untuk mengantisipasi tantangan, kita telah sesuaikan harga sejalan dengan kenaikan biaya,” katanya dalam Public Expose Live 2022 pada Jumat (16/9).

Di sisi lain, saat ini kenaikan komoditas energi seperti harga batu bara turut menjadi fokus perseroan saat ini. Naiknya batu bara, membuat perseroan juga harus mengamankan pasokan batu bara dengan harga domestic market obligation (DMO). 

Perseroan meningkatkan pasokan batu bara dengan harga DMO sebesar 50%. "Sampai akhir tahun 2022, kita dapat mengamankan supply batu bara dengan harga DMO 100% dari seluruh kebutuhan kami,” katanya.

Sebelumnya, Semen Indonesia kembali mengeluhkan minimnya pasokan batu bara. Direktur Utama Semen Indonesia Dony Arsal menjelaskan hal ini lantaran sejumlah produsen batu bara ogah menjual batu bara sesuai dengan ketentuan kewajiban penjualan pasar domestik (DMO) di harga US$ 90 per ton.

Dony mengatakan, saat itu Semen Indonesia membutuhkan 7,3 juta ton batu bara hingga akhir tahun. Akan tetapi, hingga kini pihaknya baru memperoleh 5,7 juta ton batu bara. Guna menutup kekurangan tersebut, Semen Indonesia telah melaksanakan lelang tender sebanyak tiga kali. Namun, tidak ada satu pun perusahaan yang melirik lelang tersebut. Di kesempatan yang sama, perseroan juga menyampaikan partisipasinya untuk ikut dalam proyek Ibu Kota Nusantara atau IKN di Kalimantan Timur.

"Sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan produsen semen di indonesia, tentunya kita berpartisipasi dalam protek IKN," kata Direktur Bisnis dan Pemasaran Perseroan Aulia Mulki Oemar. Sampai dengan periode enam bulan pertama tahun ini, emiten bersandi SMGR tersebut membukukan perolehan laba bersih senilai Rp 828,76 miliar dengan pendapatan Rp 15,88 triliun. Adapun, laba operasional perusahaan tercatat sebesar Rp 1,88 triliun dengan arus kas Rp 1,23 triliun [Katadata.co.id].

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda