DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng dunia usaha dan masyarakat untuk merehabilitasi ekosistem terumbu karang di Kawasan Konservasi Nasional Pulau Pieh, Sumatera Barat.
Hasilnya, program ini menunjukkan tingkat keberhasilan yang menggembirakan, dengan kelangsungan hidup terumbu karang hasil transplantasi mencapai 97 persen.
“Ini membuktikan bahwa perlindungan dan pengelolaan kawasan konservasi tidak bisa jalan sendiri. Sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat adalah kunci. Ini investasi jangka panjang bagi laut kita,” ujar Direktur Konservasi Ekosistem, Firdaus Agung, dalam keterangan resmi yang diterima pada Sabtu (13/9/2025).
Rehabilitasi ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang menghadapi dampak perubahan iklim, termasuk ancaman pemutihan karang (coral bleaching).
Selain menjaga habitat ikan, program ini juga diarahkan untuk memperluas kawasan terumbu karang sehat yang bisa dimanfaatkan sebagai destinasi wisata minat khusus seperti penyelaman.
Kepala LKKPN Pekanbaru, Rahmad Hidayat, menyebut keterlibatan masyarakat lokal menjadi kunci keberhasilan. “Metode yang kami gunakan terbukti efektif. Partisipasi masyarakat sangat penting agar kesadaran menjaga laut terus tumbuh,” jelasnya.
Dukungan juga datang dari sektor energi. PLN Indonesia Power UBP Teluk Sirih menjadi salah satu mitra dalam proyek ini. Manajer unit, Lufti Nul Hakim, menegaskan komitmen mereka dalam menjaga ekosistem laut seiring transisi energi bersih.
“Transisi energi tidak boleh mengabaikan lingkungan. Kami bangga bisa ambil bagian dalam program strategis ini,” katanya.
Ketua Yayasan Minang Bahari, Samsuardi, juga menilai program ini memberi dampak positif secara sosial dan ekonomi bagi masyarakat pesisir. “Kami melihat ada rasa memiliki dari warga terhadap laut. Ini membangun kesadaran kolektif akan pentingnya lingkungan sehat,” ujarnya.
Upaya kolaboratif ini diharapkan dapat direplikasi di kawasan konservasi lainnya. Selain menjaga keberlanjutan ekosistem, program ini juga membuka peluang ekonomi baru berbasis wisata bahari yang ramah lingkungan. [red]