Kamis, 26 Juni 2025
Beranda / Berita / Nasional / Tol Sigli - Banda Aceh Rampung 2025, Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Aceh di Depan Mata

Tol Sigli - Banda Aceh Rampung 2025, Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Aceh di Depan Mata

Rabu, 25 Juni 2025 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Jalan Tol Sigli - Banda Aceh (Tol Sibanceh) di Provinsi Aceh. Foto: doc SIG


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pemerintah pusat menargetkan penyelesaian penuh proyek strategis Jalan Tol Sigli - Banda Aceh (Sibanceh) sepanjang 74,2 kilometer pada tahun 2025. Proyek ini menjadi jalan tol pertama yang dibangun di Provinsi Aceh dan kini memasuki tahap akhir konstruksi.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dody Hanggodo, mengungkapkan bahwa progres pembangunan tol yang digarap bersama PT Hutama Karya (Persero) selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), telah mencapai tahap krusial.

“Saat ini, pekerjaan tersisa hanya pada Seksi Padang Tidji - Seulimeum dan Seksi Kuto Baro - Simpang Baitussalam. Secara keseluruhan, progres fisik Tol Sibanceh sudah mencapai 96,67 persen,” ujar Dody dalam keterangan resminya, Selasa (24/6/2025), yang diterima Dialeksis.com.

Ia menjelaskan, Tol Sigli - Banda Aceh terbagi ke dalam enam seksi pembangunan. Rinciannya sebagai berikut:

Seksi 1: Padang Tidji - Seulimeum (24,67 km), saat ini dalam tahap akhir konstruksi dengan progres fisik 99,46 persen. Pekerjaan yang sedang dirampungkan mencakup pembangunan gerbang tol, box culvert, dan overpass.

  • Seksi 2: Seulimeum - Jantho (6,26 km) telah beroperasi sejak 8 Maret 2022.
  • Seksi 3: Jantho - Indrapuri (16,37 km) beroperasi sejak 26 Februari 2021.
  • Seksi 4: Indrapuri - Blang Bintang (14,60 km) telah digunakan sejak 1 Juli 2020.
  • Seksi 5: Blang Bintang - Kuto Baro (7,3 km) juga telah beroperasi.
  • Seksi 6: Kuto Baro - Simpang Baitussalam (5 km), jalan utama telah selesai 100 persen. Saat ini tengah diselesaikan pembangunan Simpang Susun (SS) Kutabaro dengan progres 87 persen.

“Untuk Seksi Kutabaro - Simpang Baitussalam, yang belum tuntas hanya simpang susunnya. Mainroad sudah selesai dan sudah dapat digunakan,” jelas Dody.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya kehadiran tol ini bagi Aceh, terutama dalam mendukung konektivitas antarwilayah, mempercepat arus logistik, dan menurunkan biaya transportasi.

“Kehadiran tol ini sangat strategis karena bisa memangkas waktu tempuh distribusi barang dan jasa, sekaligus mendorong tumbuhnya pusat-pusat ekonomi baru di kawasan Aceh,” imbuhnya.

Dengan rampungnya dua seksi terakhir, konektivitas antara Kota Banda Aceh dan Kabupaten Pidie akan terwujud secara menyeluruh pada tahun 2025. Tak hanya akan memperlancar mobilitas masyarakat dan arus barang, jalan tol ini juga diharapkan membuka akses yang lebih luas terhadap kawasan produksi dan distribusi di seluruh wilayah Aceh.

Pemerintah optimis, keberadaan tol Sibanceh akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi daerah dan menandai tonggak baru pembangunan infrastruktur berkelanjutan di ujung barat Indonesia.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
dpra