Ubah Cara Guru Mengajar dan Motivasi Siswa, Nadiem: Budaya Pendidikan Harus Berubah
Font: Ukuran: - +
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. [Foto: Dok Kemdikbud RI]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyatakan membuka peluang kerja sama pendidikan dengan negara sahabat. Pemerintah Indonesia, kata dia, ingin membuka partisipasi kemitraan yang besar.
Nadiem menyatakan itu dalam forum diskusi bertajuk Discussion with Development Partners on Policy Direction and Potential Collaboration, di Kantor Kemendikbud. Menurutnya, regulasi Indonesia mendukung kerja sama dapat terimplementasi dengan baik.
Nadiem menunjuk kepada kebijakan di bidang pendidikan tinggi yang dibuatnya. "Pendidikan di Indonesia memiliki konsep Merdeka Belajar, menjawab tantangan dunia yang lebih mengedepankan kreativitas, rasa ingin tahu, tahan banting, empati, berpikir kritis, kemampuan menyelesaikan masalah, percaya diri, kerja sama, serta jiwa pembelajar," katanya, seperti dikutip dari laman resmi Kemendikbud, Kamis (13/2/2020).
Menteri berusia 35 tahun itu menerangkan, perbaikan arah kebijakan pendidikan begitu penting, agar proses pembelajaran tidak hanya fokus pada pencapaian nilai akademik, tapi juga bisa menjadi pengalaman menyenangkan bagi para siswa dan guru. Di samping itu, guru juga diajak untuk terlibat lebih banyak sebagai fasilitator dalam pembelajaran.
"Di era yang serba tidak menentu kita perlu punya kreativitas untuk bisa beradaptasi. Kita harus ciptakan SDM yang terus belajar dari hari ke hari. Growth mindset individualy," ujar pendiri layanan ojek online GoJek itu.
Itu sebabnya, Nadiem menambahkan, kompetensi guru harus ditingkatkan secara berkala melalui banyak pelatihan di mana evaluasinya dilakukan secara holistik. "Budaya pendidikan kita harus berubah, bagaimana cara guru mengajar, cara meningkatkan motivasi siswa belajar, itu sangat penting untuk diperhatikan," tutur menteri berusia 35 tahun itu.
Nadiem optimistis jika kebijakan itu bisa diimplementasikan dengan baik melalui kemitraan dengan pihak dari dalam maupun luar negeri. Maka cita-cita untuk mencetak generasi unggul dapat tercapai dalam beberapa tahun ke depan. "Indonesia bisa memimpin dalam kancah pendidikan dunia. This is massive don't underestimate our resource," kata pria kelahiran Singapura dan lulusan Harvard University, AS, itu.
Forum diskusi bersama itu dihadiri oleh 9 duta besar, 6 konselor, dan 6 organisasi internasional. Nadiem berharap diskusi bisa menjadi upaya mensinergikan langkah untuk memajukan pendidikan di Indonesia, khususnya dalam menerapkan kebijakan Merdeka Belajar.
Nadiem Makarim juga berharap, kehadiran 22 mitra negara sahabat menjadi sinyal positif mendukung kebijakan di masa mendatang. "Kita semua memiliki visi yang sama, bersama-sama mendukung pendidikan lebih baik. Indonesia memiliki banyak potensi untuk bisa bermitra, banyak peluang yang kita bisa jalin bersama," katanya.
Deputy Head of Mission Netherlands, Ardi Stoios-Braken, mengapresiasi kebijakan Menteri Nadiem Makarim 'Merdeka Belajar: Kampus Merdeka'. "Kebijakan Kampus Merdeka yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa bertemu dan berpartisipasi dalam dunia kerja secara langsung dapat memperkaya wawasan dan pengalaman," ujar dia. (Tempo)