DIALEKSIS.COM | Jakarta - Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. Dante Saksono Harbuwono, mengingatkan bahwa Indonesia harus bergerak “jauh lebih cepat” untuk mengejar target Ending AIDS 2030, menyusul masih rendahnya cakupan identifikasi dan pengobatan HIV.
Dalam pernyataannya yang diterima pada Kamis (4/12/2025)., Dante mengungkapkan bahwa prevalensi HIV diperkirakan mencapai 0,7% atau sekitar 1,96 juta orang, namun baru 564 ribu ODHIV yang teridentifikasi hingga 2025. Dari jumlah tersebut, 385.472 orang (68%) mengetahui statusnya, 259.719 orang (67%) menjalani terapi ARV, dan hanya 144.747 orang (56%) yang mencapai supresi virus.
“Angka 0,7% itu manusia, bukan statistik. Baru dua pertiga yang terdiagnosis, dan sebagian kecil yang mendapat pengobatan optimal,” tegasnya
Menurut Dante, hambatan terbesar bukan hanya akses layanan, tetapi juga stigma sosial yang membuat banyak orang enggan memeriksakan diri. Ia menilai stigma sebagai “disrupsi terbesar” dalam penanggulangan HIV.
Pemerintah, ujarnya, akan memperkuat surveilans, memastikan ketersediaan obat yang lebih stabil, dan memperluas layanan berbasis komunitas agar lebih mudah dijangkau.
WHO dan UNAIDS turut mengapresiasi kemajuan Indonesia, terutama melalui reformasi layanan primer dan inovasi pencegahan seperti long-acting injectable PrEP yang hanya perlu diberikan dua kali setahun.
Dante menutup dengan menegaskan pentingnya layanan yang adil, merata, dan berkelanjutan, selaras dengan tema Hari AIDS Sedunia: “Bersama Hadapi Perubahan: Jaga Keberlanjutan Layanan HIV.” [red]