kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Wisata Halal Indonesia Peringkat Dua di GMTI 2022

Wisata Halal Indonesia Peringkat Dua di GMTI 2022

Rabu, 01 Juni 2022 23:55 WIB

Font: Ukuran: - +

Praktisi pariwisata Indonesia, Taufan Rahmadi. [Foto: lombokpost]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Indonesia menempati peringkat kedua dalam Global Muslim Travel Index (GMTI) 2022 yang dapat menjadi modal signifikan untuk Indonesia semakin serius menggarap potensi wisata halal nasional. 

Pada GMTI 2022, Indonesia naik dua peringkat dari tahun lalu, menempati posisi ke-2 bersama Arab Saudi dan Turki. Sementara, Malaysia masih bertahan di peringkat pertama.

Praktisi pariwisata Indonesia, Taufan Rahmadi mengatakan peningkatan peringkat dari posisi empat ke posisi kedua tersebut cukup signifikan.

"Ini artinya kita sangat representatif untuk traveler muslim, dan itu baik," katanya dalam keterangan, Rabu (1/6/2022).

Dalam penilaiannya, pelayanan dan fasilitas yang ramah terhadap pelancong muslim menjadi salah satu kunci utama. Diingatkan Taufan, pangsa pasar wisatawan muslim tidaklah kecil.

Proyeksi pertumbuhannya mencapai 230 juta pelancong, dengan perputaran uang hingga 225 miliar dolar AS pada 2028. Data GMTI 2022 tersebut menunjukkan pelancong muslim akan terus bertambah dengan perputaran uang yang signifikan.

"Kita berada di jalur yang tepat saat ini, dengan pembenahan serius, saya percaya, mengejar Malaysia bukanlah hal yang mustahil," katanya.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memainkan peranan penting. Menurut Taufan, sangat wajar Indonesia kini ada di dua besar dunia. Ia mendorong pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk terus meningkatkan kinerja dan membenahi yang masih kurang.

Penilaian GMTI 2022 kali ini memotret setidaknya tiga kelompok besar pelancong muslim. Kalangan traveler milenial muslim, traveler wanita muslim, dan traveler Gen Z adalah ceruk utama dan Indonesia harus fokus melihat kebutuhan utama kelompok-kelompok ini.

"Misalnya untuk pelancong muslimah yang menyumbang 45 persen setara 72 juta orang untuk data 2019. Mereka mengutamakan privasi, fasilitas, hingga keamanan," katanya.

Sedangkan kalangan milenial menyukai hal yang disebut sebagai 3As alias authentic, affordable, dan accessible. Khusus Gen Z yang menyumbang angka 20 persen total pelancong muslim, cukup serupa dengan kelompok milenial Namun dengan tambahan adaptable.

"Kala pandangan dunia sedang terus tertuju ke Indonesia, kita perlu semakin berbenah setelah pandemi, memastikan pemulihannya, bersamaan dengan kebangkitan pariwisata," pungkasnya. [dbs]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda