Dua Digit Emas, Prestasi Langka Indonesia di Asian Games
Font: Ukuran: - +
Dialeksis.com - Kontingen Indonesia sudah mengumpulkan 10 emas hingga hari kedelapan penyelenggaraan Asian Games 2018, sebuah prestasi langka bagi dunia olahraga tanah air.
Emas dari cabang olahraga tenis nomor ganda campuran yang diraih pasangan Christoper Rungkat/Aldila Sutjiadi menggenapkan torehan Indonesia menjadi 10 emas.
Dari 17 keikutsertaan di Asian Games, baru dua kali Indonesia meraih emas lebih dari sembilan. Prestasi pertama Indonesia meraih keping emas sebanyak dobel digit adalah ketika menjadi tuan rumah pada 1962. Ketika itu Indonesia meraih 21 emas dan menempati peringkat kedua di bawah Jepang.
Bulutangkis menjadi penyumbang emas terbanyak pada 56 tahun silam dengan lima medali emas disusul balap sepeda dan atletik, renang, dan tinju.Selepas tahun 1962, tim Merah Putih hanya pernah satu kali meraih sepuluh atau lebih emas. Hal itu terjadi pada Asian Games 1974 di Teheran, Iran.
Dikutip dari situs resmi OCA, Indonesia merebut 15 medali emas, 14 perak, dan 17 perunggu pada Asian Games 1974.
Selepas era 1970-an, emas Indonesia di Asian Games mengalami penurunan. Yang paling mengecewakan adalah prestasi di Asian Games 1986 Seoul ketika hanya berhasil meraih satu emas dan berada di peringkat kesembilan.
Namun peringkat terburuk didapat dalam pelaksanaan Asian Games 2006 di Doha. Kendati mengantongi dua emas, Indonesia ada di peringkat ke-22.
Jumlah emas yang melonjak drastis tidak lepas dari hak istimewa tuan rumah yang dapat mendaftarkan cabang olahraga andalan yang dianggap mampu mendulang emas. Selain itu faktor adaptasi atlet tuan rumah dengan lokasi pertandingan yang lebih lama ketimbang atlet-atlet negara lain juga dapat mempengaruhi prestasi.
Dalam target yang dikemukakan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, atlet-atlet tuan rumah ditargetkan meraih 16 hingga 20 emas.
Beberapa cabang olahraga, seperti angkat besi, wushu, dan taekwondo telah memenuhi target emas. Sementara ada pula cabor lain yang belum dan terancam tidak memenuhi target menjadi pemuncak podium seperti jetski dan panjat tebing.
Beruntung, di luar cabor yang diprediksi meraih emas ada cabor lain yang mampu unjuk gigi dan tampil menjadi juara seperti tenis dan balap sepeda sehingga kans Indonesia menempati peringkat 10 besar dengan target minimal 16 emas masih terjaga sembari menunggu atlet-atlet pencak silat, bulu tangkis, paralayang, dan bridge tampil pada paruh kedua pelaksanaan Asian Games 2018. (CNN)