kip lhok
Beranda / Gaya Hidup / Olah Raga / Kedua Kalinya Cristiano Ronaldo Tinggalkan Old Trafford

Kedua Kalinya Cristiano Ronaldo Tinggalkan Old Trafford

Rabu, 23 November 2022 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Bintang Manchester United Cristiano Ronaldo. (c) AP Photo


DIALEKSIS.COM | Olahraga - Ketika Cristiano Ronaldo pergi dari Old Trafford di 2009, banyak yang merasa kehilangan. Ketika untuk kedua kalinya Ronaldo pergi saat ini, suasana dan perasaan tidak lagi sama.

Begitu Ronaldo pergi dari Manchester United menuju Real Madrid dan menjelma jadi pemain yang lebih besar, suara-suara yang merindukan CR7 terus menggema di kota Manchester. Bayangan bahwa Ronaldo bisa kembali ke Old Trafford suatu saat di masa depan terus diapungkan.

Ronaldo bahkan mendapat sambutan meriah ketika harus kembali sebagai musuh di Old Trafford pada musim 2012/2013. Ronaldo bahkan mencetak gol kemenangan Madrid di laga itu. Ronaldo lalu menunjukkan rasa hormatnya pada Manchester United dengan tidak merayakan golnya.

Sambutan yang hangat juga kembali didapatkan Ronaldo ketika ia kembali ke Old Trafford, kali ini berkostum Juventus pada musim 2018/2019. Padahal saat itu sejumlah pendukung Manchester United mungkin mengalami kekecewaan karena CR7 memilih bergabung ke Bianconeri dibanding pulang ke Manchester United beberapa bulan sebelumnya.

Gonjang-ganjing Ronaldo kembali ke Manchester United akhirnya kembali terbuka di awal musim 2021/2022. Gonjang-ganjing itu sendiri tidak benar-benar langsung mengarah ke Manchester United.

Awalnya, Ronaldo justru dikabarkan diminati oleh Manchester City. 'Setan Merah' tidak banyak bergerak sebelum akhirnya mereka 'potong jalan' dan menikung upaya Manchester City mendapatkan Ronaldo di saat akhir.

Banyak spekulasi yang beredar terkait kembalinya Ronaldo ke Manchester United. Spekulasi tergila yang ada adalah Ronaldo tak mau sorotan publik dunia mengarah ke Lionel Messi yang saat itu baru pindah dari Barcelona ke Paris Saint-Germain. Alhasil, Ronaldo memutuskan pulang ke Manchester United dibanding menerima pinangan Man City.

Langkah Ronaldo terbukti disorot banyak pihak. Nostalgia Ronaldo bersama Manchester United kembali mengemuka. Kedua pihak seolah kembali bersiap berjalan bersama mengulang kembali kenangan saat masa kejayaan. Namun ternyata keindahan masa lalu terkadang memang lebih baik tetap disimpan dalam ingatan tanpa pernah ada niatan untuk diulang.

Ronaldo melakukan pertaruhan besar untuk kembali ke Manchester United. Ia mempertaruhkan nama besar dan keagungan yang telah ia ukir di periode pertama kariernya di Old Trafford untuk menolong Manchester United yang tengah paceklik gelar kembali menjelma jadi tim juara.

Taruhan dilakukan dan Ronaldo kalah dalam pertaruhan ini. Meski di musim pertama Ronaldo tampil mengkilap, bibit-bibit perselisihan dengan Ralf Rangnick sudah mulai mencuat di paruh kedua kompetisi Liga Inggris musim lalu.

Situasi yang tak kondusif itulah yang kemudian membuat isu Ronaldo ingin pindah sudah muncul sejak awal musim ini. Hal itu masih ditambah kondisi MU yang tidak membaik dari segi prestasi karena gagal lolos ke Liga Champions.

Pergantian pelatih ke tangan Erik Ten Hag juga tidak membawa angin segar. Sosok Ten Hag adalah sosok keras dan punya pendirian yang kuat. Ten Hag merasa semua harus tunduk di bawah kendalinya karena ia adalah pemegang kendali tim.

Sedangkan Ronaldo merasa ada banyak janji-janji yang diingkari terhadapnya. Ia merasa mendapatkan perlakuan yang tidak sepantasnya ia dapatkan. Posisi Ronaldo kali ini tidak sepenuhnya cukup kuat dalam pertikaian dengan Ten Hag. Dari segi statisik, Ronaldo mengalami penurunan ketajaman.

Catatan itu yang kemudian jadi alasan kuat bahwa Ronaldo memang mulai layak dicadangkan. Terlebih beberapa hasil bagus justru didapat Manchester United ketika Ronaldo tidak terlibat dalam permainan. Ronaldo dan Ten Hag sempat melakukan 'gencatan senjata'. Tetapi lagi-lagi Ronaldo tak berdaya memberikan bukti nyata.

Hubungan yang sudah rentan itu akhirnya hancur berkeping-keping dengan kehadiran wawancara Ronaldo dengan Piers Morgan. Dalam wawancara tersebut, Ronaldo menyudutkan banyak pihak di Manchester United, mulai Erik Ten Hag hingga jajaran manajemen Manchester United yang dianggapnya tidak banyak memberikan pembaruan.

Bila waktu bisa diulang, mungkin bakal lebih baik bagi Ronaldo untuk tidak kembali ke Manchester United. Dengan begitu, sosok Ronaldo tetap akan dikenang sebagai sosok pahlawan besar yang pergi menghilang dan selalu dirindukan.

Tidak seperti sekarang, ketika sebagian pendukung Manchester United menganggapnya sebagai pemain tua yang tidak menerima kenyataan bahwa kepentingan tim di atas segalanya [cnnindonesia.com].

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda