kip lhok
Beranda / Opini / Anomali Politik Aceh: Menafsir kunjungan Anis Baswedan ke Aceh

Anomali Politik Aceh: Menafsir kunjungan Anis Baswedan ke Aceh

Kamis, 01 Desember 2022 10:30 WIB

Font: Ukuran: - +

T. Muhammad Jafar Sulaiman, MA, Direktur Philo Sufi Institute, Pengajar Filsafat politik. [Foto: Istimewa]


Atas kunjungan ini, pertanyaan kongkritnya adalah apakah kunjungan Anis ke Aceh untuk menjemput kekalahan atau menjemput kemenangan?. Logikanya adalah, katakanlah, dengan latar belakang Anis yang religius, argumen dan sentimennya sejalan dengan tipikal dan psikologis masyarakat Aceh, Anies menang mutlak di Aceh, namun pasti akan kalah di nasional. Atau sebaliknya, Anis menang di Aceh dan menang di Nasional, Anis mengambil posisi merubah kutukan dua kali pilpres sebelumnya. 

Hal ini tentu sangat sulit, koalisi pengusung Anies Pun masih tanda tanya, prediksi koalisi hanyalah Nasdem, Demokrat dan PKS, itupun masih tarik ulur, belum ada pernyataan resmi. Anies Baswedan masih seorang calon presiden yang belum memenuhi syarat secara konstitusi sebagai capres, karena partai Nasdem yang mendeklarasikan anis hanya punya 10,26 persen suara parlemen, masih perlu koalisi beberapa partai lagi untuk memenuhi syarat 20 persen. 

Kesulitan selanjutnya adalah rilis berbagai lembaga survei nasional menunjukkan bahwa Anis berada di posisi ketiga, dibandingkan Ganjar dan Prabowo, di posisi teratas adalah Ganjar dan Prabowo di urutan dua.. Satu -satunya partai yang memenuhi syarat untuk bisa mengajukan calon secara tunggal tanpa harus berkoalisi adalah PDI Perjuangan yang memperoleh 22,26 persen kursi DPR.

Selain PDIP, semua partai lain harus berkoalisi mengusung capres. Paling tidak akan ada empat poros koalisi yang dapat terbentuk. Pertama, poros Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang sudah melakukan deklarasi sejak awal yaitu Golkar, PAN, dan PPP (25,87 persen Kursi DPR). Poros kedua ada Nasdem, PKS, dan Demokrat (28,50 persen kursi DPR). 

Poros ketiga beranggotakan Gerindra dan PKB (23,25 persen kursi DPR), dan poros keempat ada PDI Perjuangan, satu-satunya partai politik yang dapat mengusung capres dan cawapres tanpa berkoalisi dengan partai lain dengan persentase perolehan kursi 22, 38 persen kursi DPR. 

Namun, poros koalisi tersebut di atas bisa saja mengerucut menjadi tiga poros atau bahkan dua poros koalisi, tergantung kesepakatan dan kalkulasi politik masing-masing parpol dan capres - cawapres pun juga masih akan melakukan bongkar pasang, semua belum serba pasti, karena waktu pun masih sangat dini dan segala kemungkinan yang tidak terprediksi masih bisa terjadi.

Selanjutnya »     Anies, ketidak abadian keberpihakan dan ...
Halaman: 1 2 3 4 5 6
Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda