kip lhok
Beranda / Opini / Ayo Kita Jaga Jarak

Ayo Kita Jaga Jarak

Rabu, 08 April 2020 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Ahsana Nadya, S.Kep Staf Bidang Program First Aid Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A)


Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Virus ini dapat menyebabkan penyakit, baik pada hewan ataupun manusia. 

Pada manusia, gejala ringan dimulai dengan infeksi pernafasan seperti flu biasa sampai yang lebih parah. Para awal tahun 2002 pernah mewabah virus pandemik flu jenis corona yang sangat meresahkan masyarakat yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). 

Kemudian pada tahun 2012 terjadi pula infeksi Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) yang dilaporkan pertama kali dari Arab Saudi (Wang, Shang, Jiang & Du, 2020). Saat ini virus corona yang paling baru ditemukan adalah Covid-19 yang tengah mewabah hampir di seluruh dunia (WHO, 2020). 

Beberapa gejala Covid-19 yang paling umum ditemukan diantaranya adalah demam, kelelahan, dan batuk kering. Gejala lainnya seperti sakit dan nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. 

Gejala ini awalnya ringan dan mulai memberat secara bertahap, sampai mengalami masalah kesulitan bernapas yang serius (WHO, 2020). Orang tua dengan berbagai masalah kesehatan yang mendasari seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, masalah jantung atau diabetes yang terkena virus ini dapat mengembangkan penyakit yang lebih serius. 

Data ditemukan komunitas lanjut usia (Lansia) berpotensi untuk terpapar Covid 19 sebesar 80% dengan usia lebih dari 65-an. Lantas apakah kemudian anak muda jadi merasa aman?.

Trust me, berhenti menjadi anak muda yang sok “gagah-gagahan” mau melawan virus corona tanpa persiapan, apalagi sampai tutup mata dan telinga mengenai informasi dan cenderung menganggap remeh terkait Covid-19 ini. 

Saat ini pemerintah sedang gencar-gencarnya menginfokan agar seluruh masyarakat dapat melakukan physical distancing sampai batas waktu yang ditentukan. 

Namun kenyataannya apakah masyarakat sudah mengindahkan aturan tersebut?, ya, namun belum semuanya, termasuk anak muda yang saat ini masih banyak ditemukan nongkrong sana sini, atau bahkan masih banyak anak muda yang bepergian untuk hal-hal yang kurang penting dan cenderung mengabaikan physical distancing itu sendiri.

Jadi, sebenarnya physical distancing itu apa sih?, seperti yang kita ketahui bahwa penyebaran Covid-19 di seluruh dunia kian memuncak. Hasil pendataan sejauh ini telah mencapai 338.724 kasus, meninggal sebanyak 14,687 jiwa dan yang berhasil sembuh sebanyak 99,003 jiwa. 

Sebagai upaya menghentikan penyebaran coronavirus yang sangat cepat tersebut, maka pemerintah menginstruksikan masyarakat untuk mempraktikkan physical distancing ini, yaitu dengan menerapkan pembatasan fisik dengan menjaga jarak dan tetap tinggal di rumah, mengurangi mobilitas orang dari satu tempat ke tempat lain, menghindari keramaian, dan menahan diri untuk tidak melakukan kontak fisik atau saling menyentuh. 

Sebelumnya di paragraf kedua Aku ada menuliskan bahwa orang tua lebih rentan mengalami penyakit serius apabila terpapar oleh virus corona ini, sehingga timbul pertanyaan apakah kemudian anak muda jadi merasa aman? Meskipun anak muda tubuh dan imunnya kuat, anak muda juga dapat terinfeksi virus corona Covid-19 dan menularkannya kepada orang tua. 

Namun, karena tubuh dan imunnya yang kuat, kebanyakan anak muda tidak merasa sakit dan hanya menunjukkan gejala yang ringan saja, padahal ternyata dia sudah terinfeksi, dan kabar buruknya dia ternyata telah menularkannya kepada orang tua atau keluarga besarnya. 

Oleh karena itu, anak muda tetap harus berhati-hati, karena apabila didalam tubuhnya telah terdapat virus corona, maka dia dapat menularkannya kepada orang tua dimana kemampuan imunitas kelompok lanjut usia ini cenderung menurun karena dipengaruhi oleh proses penuaan (aging). Maka saat ini physical distancing menjadi pilihan yang paling bijaksana yang bisa dilakukan oleh anak muda. 

Physical distancing bagi sebagian anak muda yang biasanya aktif di luar rumah sebelum adanya pandemi ini bukanlah suatu hal yang mudah. Sejujurnya Aku dan banyak dari teman-teman sangat merasakan dampak negatif dan positif dari physical distancing ini, dan mungkin termasuk kalian. 

Selain itu, kebijakan ini juga pastilah membuat sebagian kita merasa aneh dan tidak nyaman. Secara tidak langsung, tidak bertemu dengan orang-orang yang biasa kita temui membuat kita seringkali merasa kesepian, tidak nyaman, dan bahkan bagi beberapa orang physical distancing menjadi sangat menakutkan. 

Namun, sebagai warga negara yang baik, physical distancing tetap harus dilakukan, sehingga setiap orang menjadi belajar tentang bagaimana berpikir, berasa dan bertindak untuk kepentingan bersama dan bukan lagi berpikir soal dirinya sendiri. Sekaranglah saatnya anak muda harus lebih peduli dan membantu pencegahan penularan virus yang telah menjadi pandemi dunia ini. 

Selain hal negatif yang telah disebutkan diatas, sebenarnya ada banyak sekali hal positif yang dapat kita peroleh selama physical distancing ini. Selain diharapkan dapat menurunkan angka penyebaran virus sehingga dapat mengurangi beban pelayanan kesehatan oleh jumlah pasien yang terus meningkat, physical distancing juga memiliki manfaat lainnya. 

Salah satunya adalah kita dapat memiliki momen me time untuk relaksasi dari kepenatan aktivitas kita selama ini. Saatnya untuk lebih bersantai sedikit, anggap inilah waktunya untuk memberikan apresiasi dengan menikmati momen me time. 

Banyak hal yang dapat kita lakukan seperti menonton film kesukaan, tidur lebih lama (hehee), melakukan meditasi dan hal-hal menyenangkan lainnya. Selain itu, kita juga dapat membuat “list to do” untuk mengurangi kebingungan harus melakukan apa selama physical distancing di rumah. 

Manfaat lainnya adalah kita dapat mengerjakan banyak pekerjaan rumah. Anak muda dengan banyak aktivitas biasanya harus berangkat pagi-pagi sekali dan baru pulang sore atau malam, kemudian terlalu lelah untuk mengerjakan pekerjaan rumah. 

Maka sekarang adalah waktu yang tepat untuk merealisasikan hal tersebut. Hal lainnya yang dapat kita lakukan adalah menyalurkan hobi selama di rumah yang tadinya sangat jarang dilakukan karena aktivitas kita yang padat. 

Misalnya diantara kalian ada yang suka memasak atau membuat kue, hal ini akan sangat menyenangkan untuk dilakukan. Kalian yang menyukai olahraga juga tetap bisa berolahraga di rumah, seperti mengikuti berbagai tutorial senam cardio, zumba, yoga dan sebagainya di youtube, atau jika diantara kalian ada yang suka membaca, ada banyak sekali e-book yang dapat diakses secara gratis lho. 

Selain itu, sebagai seorang muslim, physical distancing ini juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan aktivitas keagamaan kita selama di rumah, seperti yang biasanya mungkin jarang dhuha dan tahajjud, mulai sekarang sudah bisa dhuha dan tahajjudnya lebih sering, sudah mulai membaca Al-Qurannya rutin, bisa nambah-nambah hafalan juga, dan aktivitas keagamaan lainnya.  

Nah, mungkin ini beberapa tips yang bisa Aku bagi ke teman-teman yang bingung harus ngapain selama physical distancing ini. Selain kegiatan pribadi di rumah, anak muda yang masih tetap ingin berkontribusi dalam kegiatan sosial terutama berkaitan dengan upaya pencegahan virus corona ini juga masih dapat melakukannya melalui daring (dunia maya). 


Penulis

Ahsana Nadya, S.Kep  

Staf Bidang Program First Aid Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A).  

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda