kip lhok
Beranda / Opini / BUMG Kampung Cike, Simbol Harapan Kesejahteraan Masyarakat

BUMG Kampung Cike, Simbol Harapan Kesejahteraan Masyarakat

Selasa, 11 Juni 2024 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Penulis :
Sopiandari

Sopiandari, Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry. [Foto: dok. pribadi untuk Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Opini - Di tengah perubahan yang terus terjadi, desa tetap menjadi fondasi yang kuat bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Di Kampung Cike, Kecamatan Kutapanjang, Kabupaten Gayo Lues, keberadaan Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) tidak hanya sekedar lembaga bisnis, tapi juga menjadi simbol harapan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. 

Dengan aset melimpah seperti mobil L300, gudang, pangkas rambut, traktor, tenda pesta dan berbagai perlengkapannya, BUMG Kampung Cikemenjadi kebanggaan dan kebahagiaan masyarakatnya.

Mobil L300 sebagai alat transportasi utama tidak hanya menghubungkan desa dengan dunia luar, tetapi juga membawa kebutuhan sehari-hari dan hasil pertanian ke pasar. 

Gudang BUMG merupakan pusat penyimpanan stok barang dagangan dan perbekalan makanan yang strategis, menjamin ketersediaan barang yang dibutuhkan masyarakat. 

Tempat pangkas rambut dan alat perajin di Kampung Cike tidak hanya berperan sebagai tempat mendapatkan jasa kecantikan dan perbaikan rumah, tapi juga memberikan dampak yang jauh lebih luas bagi kehidupan perekonomian masyarakat. Dengan adanya tempat pangkas rambut, masyarakat tidak perlu lagi melakukan perjalanan jauh untuk potong rambut atau perawatan kecantikan lainnya, sehingga dapat menghemat waktu dan biaya transportasi. Selain itu, pemilik pangkas rambut juga bisa menciptakan lapangan kerja bagi warga desa dengan merekrut tenaga kerja lokal, baik sebagai tukang potong rambut maupun sebagai asisten.

Tenda pesta dan perlengkapan pelaminan di Kampung Cike tidak hanya sekadar menjadi barang fisik, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan, kegembiraan, dan tradisi yang memperkuat ikatan sosial dan keagamaan di antara penduduk kampung. Dalam setiap perayaan hari besar, seperti Idul Fitri, Idul Adha, atau perayaan lokal, tenda pesta menjadi pusat kegiatan yang memungkinkan warga untuk berkumpul, bersukacita, dan berbagi kebahagiaan bersama-sama.

Lebih dari sekadar tempat berteduh dari cuaca atau tempat menyajikan makanan, tenda pesta menciptakan ruang terbuka dan ramah, memfasilitasi interaksi antara orang-orang dari semua lapisan masyarakat. Di sinilah tempat berbagi cerita, tawa dan nyanyian tradisional dipertukarkan sehingga tercipta ikatan kebersamaan yang kuat antar warga desa. Dalam konteks keagamaan, tenda pesta juga menjadi tempat menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan, seperti pengajian, kajian kitab suci, atau taklim, yang memperdalam keimanan dan mempererat tali silaturahmi antar warga.

Tidak hanya aset BUMG, tapi aset Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan aset umum juga berperan penting dalam menjaga dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kampung Cike. Salah satu contoh yang mencolok adalah sepeda motor dinas geuchik yang menjadi tulang punggung mobilitas dan pengelolaan administrasi desa.

Sepeda motor dinas geuchik bukan sekedar kendaraan biasa, tapi merupakan alat transportasi dan keamanan yang sangat vital bagi aparat desa. Dengan layanan sepeda motor ini, pengurus desa dapat dengan mudah dan cepat menjangkau lokasi-lokasi yang memerlukan perhatian khusus, baik untuk menangani situasi darurat, memberikan pelayanan sosial, maupun menjalankan tugas administrasi. Selain itu, layanan sepeda motor juga memungkinkan perangkat desa untuk melakukan patroli keamanan secara rutin, menjaga keamanan dan ketentraman di desa, serta merespon dengan cepat jika ada kejadian yang memerlukan penanganan khusus.

Selain sebagai alat transportasi, sepeda motor geuchik juga menjadi simbol martabat dan kewibawaan pengurus desa. Kehadirannya menunjukkan komitmen dan keseriusan pemerintah desa dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Selain itu, layanan sepeda motor juga memberikan akses yang lebih mudah bagi warga untuk berinteraksi dengan aparat desa sehingga mempererat tali silaturahmi antara pemerintah dan masyarakat. 

Masjid merupakan pusat kegiatan keagamaan dan sosial, sedangkan balai desa dan kantor geuchik menjadi tempat pertemuan penting dan pengambilan keputusan. untuk masyarakat. Kamar mandi umum, laptop, printer, lemari, peti mati, pakaian, tempat sampah, dan posyandu merupakan contoh aset lain yang memberikan manfaat langsung bagi kehidupan masyarakat desa.

Secara keseluruhan, aset-aset ini membentuk jaringan yang kompleks, tapi saling terkait dalam kehidupan kampung, memastikan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Dari memenuhi kebutuhan dasar hingga memperkaya kehidupan sosial dan budaya, setiap aset memiliki peran yang tak tergantikan dalam membentuk identitas dan karakter kampung yang unik

Keberhasilan BUMG Kampung Cike tidak lepas dari peran aktif dan kolaboratif antara pengelola BUMG dan masyarakat setempat. Melalui musyawarah dan kesepakatan bersama, pengelolaan aset BUMG dilakukan secara transparan dan berkelanjutan. Dalam setiap keputusan yang diambil, kepentingan dan kebutuhan masyarakat menjadi prioritas utama, sehingga setiap langkah yang dilakukan BUMG selalu membuahkan dampak positif yang dapat dirasakan oleh seluruh warga desa.

Dalam prosesnya, BUMG Kampung Cike tidak hanya menjadi motor penggerak perekonomian lokal, tapi juga menjadi agen perubahan yang mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Melalui investasi yang tepat, BUMG juga berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan sosial di masyarakat. Mulai dari pemeliharaan jalan desa hingga pembangunan fasilitas kesehatan dan pendidikan, BUMG telah membantu menciptakan lingkungan yang lebih baik dan sejahtera bagi seluruh warga desa.

Namun kesuksesan BUMG Kampung Cike bukannya tanpa tantangan. Dalam menghadapi berbagai kendala dan rintangan, masyarakat dan pengurus BUMG selalu menunjukkan semangat gotong royong yang luar biasa. Mulai dari harga bahan baku yang meroket hingga musim tanam yang tidak menentu, masyarakat desa selalu bersatu dalam mencari solusi dan mengatasi setiap permasalahan yang muncul. Hal ini merupakan cerminan kekuatan dan ketangguhan yang melekat pada semangat masyarakat desa sejati.

BUMG Kampung Cike juga tidak hanya hadir sebagai penyedia jasa dan sumber keuntungan, tapi juga sebagai mitra dan penyelamat di masa sulit. Dalam situasi darurat atau bencana alam, BUMG selalu siap memberikan bantuan dan dukungan kepada masyarakat. Mulai dari pemberian bantuan logistik hingga bantuan pemulihan pascabencana, BUMG selalu menjadi yang terdepan dalam membantu masyarakat mengatasi setiap tantangan yang mereka hadapi.

Dengan demikian, keberhasilan BUMG Kampung Cike tidak hanya tercermin dari angka dan statistik saja, tapi  juga dari senyum bahagia dan rasa bangga yang terpancar dari setiap warga desa. 

Ini adalah kisah tentang bagaimana semangat gotong royong, kolaborasi dan komitmen yang kuat dapat mewujudkan impian, dan bagaimana BUMG dapat menjadi agen perubahan yang membawa kesejahteraan dan kebahagiaan bagi seluruh masyarakat desa. Inilah keajaiban keberadaan BUMG Kampung Cike, dan semoga kisah sukses ini akan menginspirasi dan memberikan harapan bagi desa-desa di Indonesia. [**]

Penulis: Sopiandari (Mahasiswa Jurusan  Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry)

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda