kip lhok
Beranda / Opini / Konser Dilarang! Banjir Datang!

Konser Dilarang! Banjir Datang!

Jum`at, 07 Oktober 2022 13:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Akhsanul Khalis M.P.A., Alumni Magister Administrasi Publik (Konsentrasi Kebijakan Publik), Universitas Gadjah Mada (UGM). [Foto: For Dialeksis]


Kemungkinan lebih buruk

Seandainya kita mau menyempatkan diri agar berpikir sejenak dan mulai mempertanyakan tentang kondisi hutan Aceh. Seperti yang diketahui hutan Aceh dikenal memiliki dua ekosistem yang luas yaitu Ekosistem Leuser dan Ekosistem Ulu Masen. 

Kedua ekosistem itu kian rusak oleh aktivitas perambahan hutan untuk perluasan lahan industri dan pertambangan. Bagaimana nanti masa depan hutan Aceh yang dijuluki sebagai paru-paru dunia berhenti bernafas ?.

Menurut hasil penelitian kedua ekosistem itu berfungsi sebagai penopang sumber utama kehidupan bagi seluruh masyarakat Aceh dimulai dari pesisir Utara-Timur sampai Barat -Selatan. 

Misalkan di coba bayangkan semewah dan seelitisnya gaya hidup masyarakat Kota Banda Aceh namun urusan air bersih sangat bergantung kepada kelestarian Ekosistem Ulu Masen. Karena Sumber utama air bersih bagi warga Banda Aceh adalah Krueng Aceh dan Mata Ie.

Apa jadinya bila di masa mendatang sumber air bersih warga kota Banda Aceh tidak tercukupi ?. Karena kerusakan hutan Ulu Masen menyebabkan volume air Krueng Aceh berkurang di musim kemarau dan banjir besar ketika musim penghujan. 

Boleh dikata, belum ada teknologi di Aceh mampu menyuling air laut untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga. Kecuali datang alat penyulingan air bantuan Jerman, itu pun ada ketika pasca Tsunami.

Selanjutnya »     Peran agama menjaga lingkungan hidupAgar...
Halaman: 1 2 3 4
Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda