Untuk Sejarah Samalanga, Selamat Datang AHY
Font: Ukuran: - +
[Foto: doc Jauhari Samalanga/Nukilan.id]
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat (DPP PD) Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY akan menyapa masyarakat di Kabupaten Bireuen. Tentu kedatangan putra sulung Presiden RI ke-VI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, karena kerinduannya pada Aceh, Sebab semasa berada di militer, AHY berkali-kali melewati Kabupaten ini dari tempat tugasnya di Beutong Ateuh, Nagan Raya.
Tentu itu bukan satu-satunya alasan mengapa AHY ke Kabupaten Bireuen. Pridiksi saya, AHY ingin menyapa Aceh secara lengkap dan pasti, sebab Bireuen sebagai kota Juang, bukan hanya mencatat patriotik pejuang Aceh melawan Belanda, tetapi Bireuen memang tepat menjadi "miniatur" Aceh yang sesungguhnya. Punya laut, Sejarah Tun Sri Lanang, Kota santri sekaligus banyak ulama.
Bireuen juga pernah tercatat sebagai Ibu Kota Republik Indonesia, kendati hanya beberapa jam saja. Dan satu lagi, keberadaan Radio Rimba Raya di kabpaten Bener Meriah, adalah kesigapan pejabat militer Indonesia di Bireuen untuk membangun sebuah Radio, hingga akhirnya Indonesia masih ada, sebab Belanda sudah berhasil melumpuhkan hampir seluruh kekuatan Indonesia.
Di pusat Kota Bireuen AHY singgah sebentar, namun yang lengkap dia berkunjung ke Samalanga, Ini pun punya alasan kuat, sebab Samalanga adalah Kota Santri sekaligus kecamatan yang bersejarah, sebab disitulah sejak Belanda dulu menjadi kawasan perdagangan laut dan darat, karena muara laut yang mengarah ke kota Samalanga dan juga menjadi pusat transportasi Kereta Api, sebab ujung stasiun kerete Api ada di Samalanga, disitulah putaran Kereta Api. Sejalan dengan itu, disini pula tersedia telekomonikasi dan Rumah Sakit sejak zaman dulu.
Di Samalanga juga terdapat banyak makam Tentara Belanda yang tidak dipindah ke Kerkhoff di Banda Aceh. Masih terlihat berserakan bahkan diperkampungan. Tidak ada yang tahu. Jadi Intinya, Samalanga selain menjadi pusat ilmu agama, juga menjadi pusat sejarah hebat rakyat Aceh dalam berdagang, patriotisme dan penyebaran ilmu Agama.
Kekuatan Sejarah Perjuangan inilah kemudian Dosen FISIP Universitas Almuslim dan Anggota Forum Aceh Menulis (FAMe) Chapter Bireuen, Teuku Cut Mahmud Aziz, S.Fil, M.A., melalui sebuah media menyampaikan keinginannya untuk melakukan penelitian khusus terhadap Samalanga, Keinginan itu mudah difahami, Samalanga memang memiliki cerita khusus soal Aceh secara menyeluruh.
Maka cukup beralasan kuat mengapa AHY menuju Kecamatan yang penduduknya 5 terbesar dari 17 Kecamatan yang ada di kabupaten Bireuen. AHY akan datang langsung ke Rumah Adat Aceh yang dibangun Hj. Pocut Cut Nyak Haslinda Syahrul MD binti Hj Teuku Abdul Hamid Azwar, yang bukan lain adalah Ibunda Kandung Teuku Riefky Harsya, Sekjen DPP Partai Demokrat yang merupakan keluarga besar dari Raja Tun Sri Lanang asal Johor, Malaysia.
Keberadaan rumah Aceh dengan disain asli Aceh itu, dibangun lantaran Rumah Adat Aceh yang ada--yang dibangun oleh Panglima Hamzah Bendahara di dekat stasiun kereta api--kini keberadaannya menyedihkan, tidak terawat dan terbengkalai akibat sengketa.
AHY juga dipastikan akan berkunjung ke Dayah Abu Mudi, dayah bersejarah yang banyak melahirkan intelektual Islam. Dayah ini--ketika Gempa Pidie Jaya Melanda sebagian bagunan kampusnya turut hancur. dan kemudian dibangun kembali.
Terakhir, AHY dan rombongan akan melayat ke Makam Sultan Tun Sri Lanang di Desa Meunasah Lueng, Samalanga, Bireuen. Disitulah makam keluarga besar Tun Sri Lanang yang berada di Samalanga sejak tahun 1627.
Bahasan ini tentu tidak tuntas, namun alasan kuat mengapa AHY ke Samalanga, Kabupaten Bireuen, Bisa dipastikan karena sejarah kuat itu. Dan kita berharap kedepan, Samalanga semakin kuat dengan potensi-potensi lainnya seperti potensi wisata dan tentu saja potensi sejarahnya, dimana disinilah kekuatan patriotisme dan ulama menjadi simbol hebat.
Kedatangan AHY akan menjadi sejarah baru, sebab AHY tokoh nasional datang diwaktu yang tepat, karena Samalanga perlu kembali disejukan dengan sejarahnya untuk Indonesia, sekaligus AHY sebagai sejarah baru bagu Samalanga tetap menyemat warna keoedulian pada sejarah Aceh dan Indonesia.
Samalanga adalah salah satu dari 17 kecamatan di Kabupaten Bireuen. Kecamatan ini terdiri 46 gampong atau desa dengan jumlah penduduk 31.203.[]
Penulis: Jauhari Samalanga (Pimpinan Redaksi Media Online, Nukilan.id dan Budayawan)