DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pasar otomotif di Provinsi Aceh tengah menghadapi masa lesu sepanjang tahun 2025.
Data terbaru menunjukkan, hingga Agustus 2025 total penjualan kendaraan roda empat ke atas dari seluruh merek hanya mencapai 5.016 unit, anjlok sekitar 27 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai 10.000 unit.
Kepala Cabang PT Astra Daihatsu Banda Aceh, Vertus Hutagaol, menyebutkan bahwa penurunan ini dirasakan hampir oleh semua merek otomotif, tidak hanya Daihatsu.
“Penjualan otomotif di Aceh sampai Agustus baru 5.016 unit. Sementara di 2024 totalnya mencapai 10.000 unit hingga Desember,” ujar Vertus dalam acara media gathering Daihatsu End Year Festival (DAIFEST) 2025, Kamis (16/10/2025).
Menurutnya, rata-rata penjualan mobil di Aceh kini hanya sekitar 627 unit per bulan, jauh menurun dari 864 unit per bulan pada 2024. Padahal, tahun 2024 sempat menjadi periode paling gemilang bagi pasar mobil di Aceh dalam lima tahun terakhir.
Untuk merek Daihatsu sendiri, penjualan hingga Agustus 2025 tercatat 918 unit, dengan pangsa pasar turun dari 21,5 persen menjadi 18,3 persen.
Penurunan ini juga tampak pada rata-rata penjualan bulanan yang merosot 38 persen, dari 186 unit pada 2024 menjadi sekitar 115 unit di tahun ini.
Meski demikian, Daihatsu masih kokoh di posisi kedua dalam peta pasar otomotif Aceh tepat di bawah Toyota, baik di tingkat provinsi maupun nasional.
Model Sigra masih menjadi tulang punggung penjualan Daihatsu di Aceh dengan kontribusi 31 persen, diikuti Ayla (19 persen) dan Gran Max Pickup (19 persen).
Penurunan paling tajam terjadi di Kota Banda Aceh, yang selama ini menjadi barometer pasar otomotif di provinsi ujung barat Indonesia itu. Total penjualan mobil semua merek di ibu kota provinsi tersebut turun 34 persen, dari rata-rata 165 unit menjadi 109 unit per bulan.
Untuk Daihatsu sendiri, penjualan turun 39 persen, dari 23 unit menjadi 14 unit per bulan. Model Gran Max Pickup mendominasi penjualan Daihatsu di Banda Aceh dengan porsi 29 persen, disusul Gran Max Minibus (19 persen) dan Sigra (15 persen).
“Penurunan ini tidak hanya terjadi di Banda Aceh, tapi juga terlihat secara nasional. Kemungkinan besar disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat dan persaingan yang semakin ketat akibat banyaknya produk baru yang masuk ke pasar,” jelas Vertus.
Di tengah kondisi pasar yang lesu, Daihatsu Banda Aceh berupaya menghidupkan kembali semangat konsumen melalui program spesial akhir tahun bertajuk Daihatsu End Year Festival (DAIFEST) 2025).
Program ini berlangsung mulai 1 Oktober hingga 31 Desember 2025, menawarkan beragam promo menarik dan hadiah spesial bagi pembeli mobil Daihatsu.
“Kami berharap melalui DAIFEST 2025, gairah pasar otomotif di Aceh bisa bangkit lagi. Ini bentuk apresiasi kami kepada pelanggan yang tetap setia bersama Daihatsu,” kata Vertus optimistis.
Menurutnya, momentum akhir tahun selalu menjadi periode penting dalam mendorong penjualan kendaraan baru, terutama dengan adanya kebutuhan masyarakat menjelang liburan panjang dan pergantian tahun.
“Kami tidak hanya menjual mobil, tapi juga berkomitmen menghadirkan pengalaman terbaik bagi pelanggan mulai dari pembelian, servis, hingga layanan purna jual,” tutup Vertus. [nh]