kip lhok
Beranda / Parlemen Kita / Fadhil Rahmi: Pedalaman Aceh Timur Sangat Memprihatinkan dan Terisolir

Fadhil Rahmi: Pedalaman Aceh Timur Sangat Memprihatinkan dan Terisolir

Kamis, 19 Desember 2019 14:31 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Fajrizal
Fadhil Rahmi, anggota DPD RI melakukan kegiatan sosial di sejumlah gampong pedalaman Aceh Timur, Selasa (17/12/2019). [Foto: Ist.]



DIALEKSIS.COM | Aceh Timur - Transportasi dan jalan penghubung di pedalaman Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Tamiang rusak parah serta jauh dari perhatian Pemerintah sehingga masih terisolir dan kondisi sarana dan prasarananya sangat memprihatinkan.

"Kecamatan di dua Kabupaten masih sangat butuh perhatian, Kecamatan Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang dan Kecamatan Simpang Jernih Kabupaten Aceh Timur, kehidupan mereka saling membutuhkan," ungkap Anggota DPD RI, Fadhil Rahmi kepada Dialeksis.com, Kamis (19/12/2019) melalui pesan WhatsApp.

Sebagaimana diketahui, Selasa (17/12/2019) Fadhil Rahmi mengunjungi sejumlah gampong pedalaman di Aceh Timur. Dalam kunjungan tersebut anggota DPD RI asal Bireuen ini juga melakukan kegiatan sosial berupa pengobatan gratis untuk masyarakat setempat.

Adapun, Fadhil menyebutkan tempat yang dimaksudnya yaitu, Desa Tampor Paloh yang berada di Kecamatan Simpang Jernih Kabupaten Aceh Timur.

Untuk mencapai lokasi tersebut, mereka menempuh perjalanan dari Kuala Simpang ke Desa Babo, Kecamatan Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang sekitar 1,5 jam perjalanan.

Kemudian, kata Fadhil bersama rombongan, ia harus naik boat dari Desa Babo ke Desa Tampor Paloh sekitar 3 jam lagi perjalanan.

"Masih pakai boat, antar desa juga masih sulit transportasi. Jalan penghubung antar desa hancur-hancuran," kata Fadhil yang juga ketua IKAT Aceh.

Kehadiran Fadhil ke daerah tersebut merupakan silaturahminya kepada, masyarakat dan juga para siswa SMP dan MAS sekolah merdeka yang dibina oleh Yayasan Anak Merdeka (YAMA) pimpinan Pak Ali Muda yg sudah berkiprah memajukan pendidikan disana dari 2007

Selain silaturahmi, Fadhil juga membawa dokter untuk melakukan pengobatan gratis kepada masyarakat. "Kita hadirkan 2 dokter, dr. Syamsuddin dan dr. Denny."

Dengan kondisi jalan dan transportasi yang sangat memprihatinkan ini, ia berharap adanya upaya dari pemerintah daerah baik eksekutif dan legislatif turun dan memantau langsung keadaan guna mencari solusi untuk pembangunannya.

"Sebenarnya jalan yang menghubungkan antara Kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Timur terhubung satu sama lain, namun setelah 74 Indonesia merdeka belum ada perbaikan bahkan hancur-hancuran," imbuhnya.

"Dengan dana Otonomi Khusus (Otsus) yang trilyunan tolong dibantu karena pembangunannya tidak membutuhkan dana yang besar, maka jangan gunakan kontraktor abal-abal, yang hanya mencari keuntungan materi belaka," pungkas Fadhil. (faj)


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda