Anggota DPRA, Saiful Bahri, yang akrab disapa Pon Yaya, menyampaikan apresiasi kepada Badan Legislasi (Baleg) DPR RI atas dimasukkannya Revisi UUPA ke dalam prolegnas. [Foto: net]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Saiful Bahri, yang akrab disapa Pon Yaya, menyampaikan apresiasi kepada Badan Legislasi (Baleg) DPR RI atas dimasukkannya Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh ke dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2024-2029.

Menurut Pon Yaya, langkah ini menjadi terobosan penting bagi masa depan Aceh. Revisi UUPA tidak hanya soal penguatan kelembagaan dan pemerintahan Aceh, tetapi juga penyesuaian dengan kebutuhan masyarakat yang terus berkembang.

“Revisi undang-undang ini dapat memberi ruang lebih besar bagi Aceh untuk memaksimalkan potensinya, baik dalam aspek pemerintahan, ekonomi, maupun kebudayaan,” ujar Pon Yaya, Ahad (1/12/2024).

Pon Yaya menekankan pentingnya melibatkan berbagai pihak di Aceh, termasuk pemerintah daerah, legislatif, serta masyarakat luas dalam proses pembahasan RUU ini. Langkah ini, menurutnya, akan memastikan hasil revisi mencerminkan aspirasi rakyat Aceh secara menyeluruh.

“Jika RUU ini disahkan dan diterapkan dengan baik, Aceh akan memperoleh manfaat besar, terutama dalam hal penguatan otonomi daerah, kebijakan lokal yang relevan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.

Sebagai anggota Fraksi Partai Aceh di DPRA, Pon Yaya juga meminta pimpinan DPRA segera membawa draf revisi UUPA yang telah dibahas sebelumnya ke Badan Musyawarah (Banmus) untuk disetujui dalam rapat paripurna.

“Draf ini nantinya akan menjadi pedoman Baleg DPR RI dalam membahas revisi UUPA. Hal ini penting untuk memastikan isi revisi sesuai dengan aspirasi rakyat Aceh,” tegasnya.

Pon Yaya mengajak semua pihak untuk mendukung penuh proses ini agar Aceh dapat terus maju dan berkembang. 

“Kita semua harus bersinergi untuk memastikan revisi ini membawa manfaat yang nyata bagi Aceh,” pungkasnya. [*]