Selasa, 16 September 2025
Beranda / Pemerintahan / 60 Ribu Ton Gula Petani Sudah Diserap, Pemerintah Batasi Impor Gula Rafinasi

60 Ribu Ton Gula Petani Sudah Diserap, Pemerintah Batasi Impor Gula Rafinasi

Senin, 15 September 2025 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memastikan penyerapan gula petani terus meningkat. Ia menegaskan pemerintah akan mulai mengurangi impor gula rafinasi yang belakangan ditemukan beredar di pasar umum, padahal seharusnya hanya untuk industri. [Foto: dok. Bapanas]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung keberlanjutan petani pangan, terutama petani tebu. Di bawah komando Presiden Prabowo Subianto, langkah konkret dilakukan dengan menjaga harga di tingkat petani, terutama saat panen raya. Salah satu upayanya, dengan meningkatkan penyerapan gula petani oleh BUMN dan swasta.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memastikan penyerapan gula petani terus meningkat. Ia menegaskan pemerintah akan mulai mengurangi impor gula rafinasi yang belakangan ditemukan beredar di pasar umum, padahal seharusnya hanya untuk industri.

"Pemerintah tentu semuanya mendukung petani tebu. Untuk itu, pemerintah akan kurangi importasi gula rafinasi sekitar 200 ribu ton," ujar Arief dalam pernyataan resmi, Senin (15/9/2025).

"Gula rafinasi harus dikendalikan karena ini untuk industri, bukan untuk pasar umum seperti gula konsumsi," tambahnya.

Arief juga mengungkapkan bahwa peredaran ilegal gula rafinasi masih ditemukan di sejumlah daerah, termasuk Serang, Banten. Untuk itu, pengawasan dan penindakan akan dilakukan lebih ketat.

Sebagai informasi, larangan peredaran gula rafinasi ke pasar umum telah diatur dalam Permendag Nomor 17 Tahun 2022, yang menyatakan bahwa produsen dilarang menjual GKR (Gula Kristal Rafinasi) ke distributor, pedagang, atau konsumen umum.

Penyerapan Gula Petani Capai 60 Ribu Ton

Arief juga melaporkan bahwa penyerapan gula petani oleh BUMN dan swasta terus berjalan. ID FOOD dan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), serta pelaku usaha swasta disebut terus menyerap stok gula petani yang sempat tak terserap optimal karena minimnya lelang.

"Update penyerapan gula petani dari ID FOOD dan SGN, dua-duanya jalan tapi bertahap. Sekarang ini sisa yang belum terserap sekitar 21 ribu ton. Swasta juga kita minta bantu serap. Jangan sampai petani nggak mau nanam tebu, karena gulanya nggak laku," jelas Arief.

Per 10 September, total realisasi serapan gula petani yang dipantau Bapanas telah menyentuh angka 60,6 ribu ton. Rinciannya terdiri dari ID FOOD Group 31,5 ribu ton. Lalu asosiasi pedagang/swasta totalnya 22,2 ribu ton dan SGN 6,9 ribu ton. Sementara sisa belum terserap 21,3 ribu ton dan masih ada pengajuan baru sekitar 30 ribu ton, sehingga total target serapan berada di angka 112 ribu ton.

Panen Gula Memuncak, Stok Diperkirakan Lebih 1,3 Juta Ton

Mengacu proyeksi neraca konsumsi gula per 2 September 2025, produksi gula kristal putih pada bulan ini diperkirakan mencapai puncaknya di angka 777,6 ribu ton. Total produksi sepanjang tahun ditaksir menembus 2,5 juta ton.

Jika ditambah stok awal dan impor raw sugar, maka ketersediaan gula konsumsi nasional diperkirakan mencapai 4,1 juta ton, dengan konsumsi tahunan di kisaran 2,8 juta ton. Artinya, bakal ada kelebihan stok sekitar 1,3 juta ton di akhir tahun.

"Kalau kita kelebihan 1,3 juta ton, ya seharusnya tidak perlu impor. Jadi produksi dan stoknya harus diatur," beber Arief. [red]

Keyword:


Editor :
Indri

perkim, bpka, Sekwan
riset-JSI
sekwan - polda
bpka - maulid