66.364 Santri Ikuti UKN CBT 2024, Kemenag: Literasi Digital Pesantren Naik Signifikan
Font: Ukuran: - +
Plt Dirjen Pendidikan Islam Abu Rokhmad. [Foto: Humas Kemenag]
DIALEKSIS.COM | Surabaya - Ujian Kesetaraan Nasional (UKN) pada Pondok Pesantren Salafiyah penyelenggara Pendidikan Kesetaraan (PKPPS) berlangsung sejak Maret 2024. Ada tiga tahap pelaksanaan UKN, jenjang Ulya (4 - 7 Maret 2024), Wustha (6 - 8 Mei 2024), dan Ula (21 - 23 Mei 2024).
Total ada 66.364 santri yang terdaftar ikut UKN berbasis computer (Computer Based Test atau CBT). Tingkat partisipasi santri dalam UKN CBT 2024 ini hampir 100 %. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding UKN CBT 2023 yang partisipasinya ada pada kisaran 35%.
“Bagi Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, perkembangan ini sangat drastis dan membanggakan,” kata Plt. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono di Surabaya, Rabu (22/5/2023).
"Tentunya yang demikian ini memenuhi ekspektasi Kementerian Agama yang berupaya meningkatkan literasi digital pesantren sebagai salah satu program prioritasnya," ujarnya lebih lanjut.
Hal senada disampaikan Plt Dirjen Pendidikan Islam Abu Rokhmad. Menurutnya, peningkatan literasi digital di pesantren sangat penting dan itu harus dapat dibuktikan secara terukur. Abu Rokhmad berharap permasalahan sistem pendataan pesantren juga bisa segera diselesaikan.
“Saya berharap persoalan data pesantren ini bisa menjadi kegiatan prioritas yang segera diselesaikan. Sebab, saat ini data pesantren dipisahkan dari pelaporan data pendidikan Islam yang ada di EMIS,” harap Abu Rokhmad.
Kasubdit Pendidikan Kesetaraan Anis Masykhur menjelaskan bahwa pihaknya saat ini tengah mengembangkan SIKAP atau Sistem Informasi Ketenagaan dan Administrasi Pesantren. Ke depan, SIKAP akan disempurnakan untuk menjadi rumah data ketenagaan, kesantrian, kelembagaan, dan kurikulum pesantren.
Pelaksanaan ujian yang berbasis computer (bahkan android) ini, kata Anis, selanjutnya diikuti dengan keharusan memasukkan data nilai santri, baik nilai akumulasi dalam rapor maupun hasil ujian nasional. Data ini akan menjadi Rapor dan Ijazah Digital (RID). Proses integrasi RID ini juga mencapai target.
“Satu minggu setelah pelaksanaan ujian nasional tingkat Ulya dan Wustha, prosentase pengintegrasian mencapai rata-rata 91%,” ujar Anis.
“Ini berarti, minggu ini diharapkan mencapai 100%,” ujarnya lebih lanjut.
Integrasi RID dalam SIKAP akan menjadi sumber informasi tentang capaian kompetensi santri pada kelompok mata pelajaran umum maupun dirasah Islamiyah, termasuk juga capaian penguasaan turats (kitab kuning). Bentuk capaian tersebut dapat dilihat dalam transkrip ijazah atau bukti penyelesaian studi lainnya pada sebuah jenjang tertentu pada satuan pendidikan pesantren.
“Kesuksesan ini tidak terlepas dari soliditas tim di bawah komando Masithoh Hasbi, "korlap" digitalisasi pendidikan pesantren salafiyah. Perkembangan positif ini akan diperluas pada satuan pendidikan pesantren lainnya,” tandasnya. [*]