Aceh Usulkan Pulau Khusus untuk Pengungsi Rohingya
Font: Ukuran: - +

Novianto Sulastono, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Imigrasi Aceh. Foto: Tangkapan Layar
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Novianto Sulastono, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Aceh, mengajukan ide pembuatan pulau khusus sebagai tempat penampungan bagi para pengungsi Rohingya. Menurutnya, opsi ini bisa menjadi salah satu solusi atas persoalan keberadaan pengungsi di Indonesia.
Dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi XIII, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Senin, 24 Februari 2025, Novianto menyatakan,
“Penempatan di negara ketiga dan pemulangan secara sukarela, atau alternatifnya dengan menyediakan pulau khusus untuk menampung mereka.”
Ia menambahkan bahwa gelombang pengungsi Rohingya yang masuk ke Aceh dipicu oleh situasi politik yang tidak stabil di Myanmar, dengan Aceh sebagai wilayah terdekat yang mudah diakses.
“Selain itu, kondisi di camp pengungsi Cok Basar, Bangladesh, sangat memprihatinkan. Jumlah pengungsi di sana hampir mencapai 1,9 juta,” ujarnya.
Novianto menegaskan bahwa sejarah solidaritas kemanusiaan Aceh terhadap pengungsi Rohingya sejak Januari 2009 turut mendorong arus kedatangan mereka ke wilayah ini. Namun, ia juga mengungkapkan bahwa pada akhir Desember 2024, terjadi demonstrasi yang melibatkan mahasiswa, LSM, dan elemen masyarakat sebagai bentuk kekhawatiran atas keberadaan pengungsi tersebut.
“Kekhawatiran pun meluas di kalangan masyarakat Aceh, terutama karena sebagian pengungsi dinilai tidak memenuhi syariat Islam,” jelasnya.
Lebih lanjut, penyebaran misinformasi dan ujaran kebencian terhadap pengungsi Rohingya diduga memperburuk sentimen negatif di antara warga Aceh. Novianto menekankan bahwa permasalahan pengungsi di Aceh membutuhkan respons kebijakan tegas dari pemerintah pusat, mengingat semakin kompleksnya persoalan yang terjadi di kawasan pengungsian.
“Kasus-kasus pelecehan antar sesama pengungsi, dugaan pelarian ke Malaysia melalui jaringan TPPO, penolakan dari warga sekitar, serta rencana penambahan jumlah pengungsi di lokasi penampungan darurat, merupakan contoh nyata kecemburuan sosial yang tengah melanda masyarakat Aceh terhadap kehadiran pengungsi Rohingya,” tegasnya.
Berita Populer

.jpg)