Akademisi Aceh Optimistis dengan Visi Pendidikan Era Prabowo
Font: Ukuran: - +
Reporter : Arn
Profesor Mukhlis Yunus, akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USK. Foto: Dialeksis.com
DIALEKSIS.COM | Aceh - Latar belakang militer dan diplomatik Presiden Prabowo Subianto justru dipandang sebagai nilai plus dalam memahami kompleksitas pendidikan di daerah perbatasan. Demikian pandangan yang disampaikan akademisi Universitas Syiah Kuala (USK) menyusul pelantikan presiden baru Indonesia.
"Kami berharap visi Presiden Prabowo Subianto dapat mengakomodasi kekhususan sistem pendidikan di Aceh," kata Profesor Mukhlis Yunus, akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USK, Selasa, 22 Oktober 2024 kepada Dialeksis.
Mukhlis, yang juga menjabat sebagai Dewan Pakar Pusat Riset Komunikasi Pemasaran, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kita Kreatif) USK, mengamati evolusi pemikiran Prabowo dalam bidang ekonomi dan pendidikan sejak 2014.
Menurutnya, visi Prabowo kini lebih praktis dan inovatif dengan penekanan pada digitalisasi dan hilirisasi.
Visi tersebut dinilai relevan dengan kondisi Indonesia saat ini, terutama dalam menghadapi bonus demografi yang diprediksi memuncak pada 2030-2040.
"Ini adalah momentum emas untuk mengakselerasi ekonomi kreatif, mengingat 70 persen populasi kita berada dalam usia produktif," ujar Mukhlis.
Program unggulan yang dicanangkan Prabowo mencakup beberapa inisiatif strategis. Di antaranya, Program Perkebunan dan Produksi Pertanian Pintar (P4P) yang mengintegrasikan teknologi pertanian cerdas, serta Kartu Indonesia Sakti (KIS) yang menjamin pemerataan akses pendidikan dan kesehatan.
Respon lain disampaikan Dr. Meldi, Ketua Kita Kreatif USK, menyoroti pentingnya mengintegrasikan sektor pendidikan dengan industri kreatif dan pariwisata. Ia mengusulkan konsep edu-tourism yang dapat menciptakan multiplier effect bagi ekonomi lokal.
"Program makan siang gratis, misalnya, bisa melibatkan UMKM kreatif lokal dalam rantai pasok. Ini akan mendorong inovasi dalam packaging dan branding produk pangan lokal," jelas Meldi.
Untuk menunjang transformasi digital, pemerintah baru merencanakan Program Pembangunan Wifi Kecamatan (WIFI 1) dan Program Layanan Pembayaran Payment Point Online Bank (PPOB). Inisiatif ini diharapkan membuka akses informasi dan peluang ekonomi hingga ke pelosok negeri.
Para akademisi merekomendasikan revitalisasi pendidikan vokasi dengan memanfaatkan jaringan internasional Prabowo. Mereka juga mendorong pengembangan sistem pendidikan berbasis teknologi yang terintegrasi dengan program ketahanan pangan.
"Keberhasilan program-program ini bergantung pada pendekatan yang terintegrasi dan berkelanjutan, disertai sistem monitoring dan evaluasi yang transparan," tutup Meldi.
Para akademisi Aceh menyatakan kesiapan mereka mendukung program-program Prabowo, khususnya yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan, pariwisata, dan ekonomi kreatif yang selaras dengan nilai-nilai kekhususan Aceh.