Dr. Ahmad Farhan: Aceh Perlu Keseriusan Capai Swasembada Pangan
Font: Ukuran: - +
Reporter : Arn
Mantan Wakil Ketua MPR RI, Dr. Ahmad Farhan Hamid, MS. Foto: net
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Mantan Wakil Ketua MPR RI, Dr. Ahmad Farhan Hamid, MS, menilai Pemerintah Aceh di bawah kepemimpinan Muzakir Manaf (Mualem) dan Fadhullah (Dek Fad) perlu mengambil langkah strategis untuk mendukung program nasional swasembada pangan. Menurutnya, potensi Aceh yang melimpah bisa dimanfaatkan untuk menjadi salah satu lumbung pangan nasional sekaligus mengentaskan kemiskinan.
“Aceh memiliki peluang besar untuk menjadi penghasil utama beras, ikan, dan produk peternakan. Ini tidak hanya mendukung swasembada pangan, tetapi juga menjadi kebijakan yang signifikan untuk mengurangi angka kemiskinan,” ujar Farhan saat berbincang dengan Dialeksis, Jumat, 10 Januari 2025.
Farhan menekankan, langkah konkret yang diperlukan pemerintah adalah memastikan ketersediaan infrastruktur dan distribusi yang tepat sasaran.
"Rakyat tidak perlu pelatihan yang rumit. Pemerintah cukup menjamin pengairan yang baik, distribusi bibit padi, dan pupuk bersubsidi tepat waktu," katanya.
Ia menambahkan bahwa dukungan pemerintah pusat dalam pembangunan irigasi di seluruh Indonesia, termasuk Aceh, harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Sementara regulasi terkait bibit dan pupuk bersubsidi kini sedang dirancang untuk memperkuat program tersebut.
Tambak dan Perikanan Perlu Perhatian Serius
Farhan juga menyoroti keberadaan 90 ribu hektare tambak di Aceh yang membutuhkan rehabilitasi dan revitalisasi. Dengan pengelolaan yang baik, tambak-tambak ini dapat menghasilkan surplus udang dan bandeng, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor.
“Tambak ini harus menjadi perhatian serius pemerintah Aceh. Jika dikelola secara maksimal, dampaknya akan besar bagi ekonomi lokal dan daya saing Aceh di pasar luar daerah,” ucapnya.
Sektor perikanan laut, lanjut Farhan, juga memiliki potensi besar. Ia mendorong pemerintah untuk memfasilitasi sektor swasta dengan penyediaan kapal penangkap ikan berkapasitas besar agar hasil tangkapan bisa lebih optimal.
Dorong Peternakan dan Program Gizi Anak
Sektor peternakan juga tak luput dari perhatian Farhan. Ia menilai Aceh memiliki potensi besar untuk mengembangkan unggas seperti ayam dan bebek, serta ternak ruminansia seperti kambing, lembu, dan kerbau. “Sektor ini harus didukung sebagai bagian dari ketahanan pangan Aceh,” katanya.
Selain itu, Farhan menyoroti program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diperuntukkan bagi sekitar 900 ribu murid sekolah di Aceh. Program ini, menurutnya, bukan hanya meningkatkan gizi anak-anak, tetapi juga berdampak signifikan pada perekonomian.
“Diperkirakan ada dana sekitar Rp2,16 triliun yang beredar per tahun dari program ini. Jika dikelola dengan baik, program ini dapat mempercepat pengurangan kemiskinan di Aceh,” ungkapnya.
Tantangan: Komitmen dan Pemberantasan Korupsi
Namun, Farhan menilai bahwa tantangan terbesar terletak pada keseriusan pemerintah Aceh. Ia menegaskan, tanpa komitmen yang kuat untuk menghapus tindakan koruptif, baik dalam pengelolaan anggaran maupun efisiensi waktu kerja, semua potensi tersebut hanya akan menjadi wacana.
“Komitmen para pemimpin Aceh menjadi kunci utama. Jika bisa serius mengelola potensi ini, Aceh tidak hanya akan menjadi lumbung pangan nasional, tetapi juga berhasil menekan angka kemiskinan secara signifikan,” tutup Farhan.