DIALEKSIS.COM | Yogyakarta - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menyebut generasi muda, khususnya Generasi Y (milenial) dan Z, memiliki peran strategis dalam percepatan transformasi digital layanan pertanahan di Indonesia.
Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah (PHPT) ATR/BPN, Asnaedi, dalam siaran persnya yang diterima pada Senin (6/10/2025), menegaskan bahwa kolaborasi lintas generasi menjadi kunci dalam mewujudkan layanan publik yang modern dan inklusif.
“Kita berharap munculnya Gen Y dan Z yang matang secara ilmu, keterampilan, kepercayaan diri, dan kemauan kuat. Mereka ini akan menjadi motor penggerak transformasi digital ATR/BPN,” ujar Asnaedi saat membuka Diskusi Agraria V di Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN), Yogyakarta.
Diskusi tersebut mengangkat tema “Peran Strategis Generasi Z dalam Inovasi dan Keadilan Pertanahan Menuju Transformasi Agraria di Era Society 5.0”. Acara ini diikuti oleh ratusan taruna/i STPN serta mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi, termasuk UGM dan UPN Veteran Yogyakarta.
Layanan Elektronik Jadi Prioritas
Transformasi digital yang dilakukan ATR/BPN telah menunjukkan perkembangan signifikan. Sejak 2024, lembaga ini mulai menerapkan Sertipikat Tanah Elektronik (e-Certificate) sebagai tonggak awal digitalisasi layanan pertanahan.
“Tahun ini (2025), kami sudah mulai menerapkan e-Peralihan atau peralihan hak atas tanah secara elektronik di hampir seluruh provinsi,” kata Asnaedi.
Menurutnya, langkah ini akan mempercepat proses administrasi, meningkatkan transparansi, dan mengurangi risiko pemalsuan dokumen.
Mulai 2026, sertipikat tanah digital akan menjadi bentuk utama, sementara versi cetak hanya menjadi opsi. Bahkan, ATR/BPN menargetkan pada 2028 seluruh layanan pertanahan sudah berbasis digital sepenuhnya, termasuk penerapan blockchain dan smart contract.
“Transformasi ini dilakukan agar tidak ada lagi sertipikat kertas yang rawan dipalsukan dan merugikan masyarakat,” tegas Asnaedi.
Siapkan AI Pertanahan
Lebih jauh, ATR/BPN juga tengah mengembangkan Generative Artificial Intelligence (AI) Pertanahan yang akan bertindak sebagai asisten digital bagi pegawai dan pemangku kebijakan.
“AI ini akan mengintegrasikan seluruh regulasi, kebijakan, dan petunjuk teknis ke dalam satu platform. Tujuannya agar pengambilan keputusan bisa lebih cepat dan akurat,” ujarnya.
Teknologi ini juga diharapkan bisa mendongkrak Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) melalui efisiensi proses dan optimalisasi layanan.
STPN Bertransformasi Jadi Politeknik
Dalam kesempatan yang sama, Asnaedi menyoroti pentingnya peran Taruna dan Taruni STPN dalam mendukung transformasi tersebut. Ia menyebut mereka sebagai representasi langsung dari generasi yang akan menjadi pionir perubahan.
“Dengan transformasi STPN menjadi Politeknik Pertanahan Nasional, kita ingin mencetak SDM yang aplikatif, inovatif, dan siap pakai di era digital ini,” ujarnya.
Asnaedi mengajak generasi muda untuk tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta solusi dan agen perubahan dalam tata kelola pertanahan nasional.
“Generasi muda adalah energi baru bagi transformasi ini. Mereka punya ide, keberanian, dan semangat. Sekarang saatnya mereka ambil peran,” kata Asnaedi menutup sambutannya.
Transformasi digital ATR/BPN juga selaras dengan Asta Cita ke-3 dan ke-7 Presiden Prabowo Subianto, yakni memperkuat tata kelola berbasis teknologi informasi serta mendorong pemerataan ekonomi dan keadilan sosial melalui reforma agraria. [*]