DIALEKSIS.COM | Bogor - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengakselerasi upaya konservasi laut nasional dengan menargetkan perluasan kawasan laut dilindungi hingga 30 persen dari total wilayah perairan Indonesia atau sekitar 97,5 juta hektare pada 2045. Langkah ini dinilai penting untuk memastikan keberlanjutan sumber daya laut dan ketahanan pangan nasional.
Hingga Mei 2025, Indonesia telah menetapkan sekitar 29,9 juta hektare kawasan perairan sebagai kawasan konservasi formal. Jumlah ini mendekati target nasional jangka menengah sebesar 32,5 juta hektare pada tahun 2030.
“Simposium ini menjadi ruang untuk menyampaikan perkembangan, tantangan, serta pembelajaran dari berbagai pendekatan pengelolaan kawasan konservasi, termasuk kontribusi komunitas lokal yang belum diakui secara formal,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara, dalam Simposium MPA dan OECM Indonesia 2025 di Bogor, Jumat (16/5/2025).
Forum Nasional Pertama Bahas Tata Kelola MPA dan OECM
Simposium yang berlangsung pada 15-16 Mei 2025 di IPB International Convention Center ini merupakan forum nasional pertama yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan untuk memperkuat strategi konservasi laut berbasis kawasan. Acara ini terselenggara atas kolaborasi antara KKP dengan Konsorsium Marine Protected Area (MPA) dan Other Effective Area-based Conservation Measures (OECM), serta didukung oleh berbagai lembaga seperti WWF Indonesia, Coral Triangle Center, RARE Indonesia, dan YKAN.
Dengan tema “Tata Kelola, Sains, Biodiversitas, dan Kesejahteraan Masyarakat”, simposium membahas sejumlah isu strategis, seperti: Penguatan tata kelola kawasan konservasi, Peran konservasi dalam mitigasi perubahan iklim, Integrasi pendekatan ilmiah dan teknologi dalam pemantauan ekosistem laut, serta pengakuan terhadap wilayah kelola masyarakat lokal sebagai bagian dari konservasi efektif.
Apresiasi terhadap Inisiatif Komunitas dan Konservasi Berbasis Wilayah
Ketua Konsorsium MPA dan Direktur Program Kelautan WWF-Indonesia, Imam Musthofa Zainudin, mengatakan bahwa banyak inisiatif konservasi masyarakat yang telah berkontribusi nyata meski belum masuk dalam kategori formal.
“WWF-Indonesia mendukung pengelolaan sekitar 5,3 juta hektare kawasan konservasi, serta mendorong pembentukan OECM di berbagai wilayah pesisir,” ujarnya.
Dalam forum ini juga diperkenalkan pendekatan inovatif seperti MPA for Species, MPA for Fisheries, dan MPA for Climate Resilience, yang dirancang untuk menjawab tantangan konservasi ke depan.
Konservasi untuk Ketahanan Laut dan Iklim
Kawasan konservasi laut diharapkan menjadi benteng utama dalam menjaga kesehatan ekosistem laut, yang pada gilirannya mendukung ketahanan pangan biru, keberlanjutan mata pencaharian masyarakat pesisir, serta adaptasi terhadap dampak perubahan iklim.
Simposium ini turut menghadirkan pembicara dari kalangan akademisi, lembaga riset seperti BRIN, organisasi internasional seperti IUCN, WWF-US, dan perwakilan pemerintah daerah serta lembaga pembiayaan seperti BPDLH. Diskusi mencakup integrasi ruang laut, pembiayaan konservasi, serta kontribusi Indonesia terhadap konservasi laut global. [red]