Jum`at, 08 Agustus 2025
Beranda / Pemerintahan / Pemko Banda Aceh Gandeng UII Yogyakarta, Menyulam Mimpi Menjadi Kota Parfum

Pemko Banda Aceh Gandeng UII Yogyakarta, Menyulam Mimpi Menjadi Kota Parfum

Jum`at, 08 Agustus 2025 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal bersama Rektor UII, Prof. Fathul Wahid melakukan kerjasama dalam mewujudkan Banda Aceh sebagai kota berbasis riset dan industri kreatif. Foto: Kolase Dialeksis


DIALEKSIS.COM | Yogyakarta - Pemerintah Kota Banda Aceh merajut babak baru kerja sama lintas sektor dengan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Lewat nota kesepahaman yang ditandatangani hari ini, kolaborasi ini mencakup bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, hingga penguatan dakwah Islamiyah.

Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, menyebut kerja sama ini sebagai tonggak strategis dalam upaya memperkuat ekonomi lokal sekaligus membentuk identitas kota berbasis kearifan lokal.

“Alhamdulillah, per hari ini kita, Pemerintah Kota Banda Aceh, telah resmi menjalin kerja sama dengan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta,” ujar Illiza, Kamis (7/8).

Tak sekadar seremoni, kerja sama ini membidik program-program konkrit: mulai dari pelatihan produksi parfum berbahan dasar nilam komoditas khas Aceh, pengembangan UMKM dan ruang kreativitas anak muda, hingga pemberian beasiswa bagi para penghafal Al-Qur’an (hafiz dan hafizah) asal Banda Aceh.

Menurut Illiza, kemitraan ini juga sejalan dengan rencana besar Pemko menjadikan Banda Aceh sebagai kota parfum berbasis riset dan industri kreatif.

“InsyaAllah, ini akan menjadi langkah besar untuk mewujudkan visi Banda Aceh sebagai Kota Parfum dan memperkuat ekonomi masyarakat,” ujarnya optimistis.

UII dipilih bukan tanpa alasan. Menurut Illiza, kampus yang berdiri sejak 1945 itu memiliki reputasi akademik mentereng di tingkat internasional dan didukung pusat riset dengan fasilitas laboratorium berstandar tipe A.

“Mengapa harus UII? Karena kampus swasta ini masuk dalam peringkat 10 besar dunia dalam kategori tertentu, dan UII punya fasilitas pusat penelitian yang sangat mumpuni,” ujar Illiza, memberi alasan.

Kerja sama ini juga dinilai membuka ruang transfer pengetahuan yang lebih organik antara dunia akademik dan masyarakat. Di sisi lain, Pemko berharap bisa memperkuat ekosistem ekonomi syariah berbasis komunitas, yang selama ini menjadi warna khas pembangunan di Banda Aceh.

Illiza pun menyampaikan terima kasih kepada Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, atas komitmen dan sambutan hangatnya terhadap inisiatif kolaborasi ini.

“Semoga kolaborasi ini berkah dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Langkah Illiza menggandeng UII, menurutnya dinilai sebagai strategi akomodatif yang memadukan nilai-nilai keislaman, inovasi, dan pemberdayaan ekonomi lokal. Di tengah tantangan urbanisasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi di kota-kota menengah, pendekatan ini membuka ruang baru membangun dari bawah, dengan semangat kolaboratif.

“Visi Banda Aceh sebagai Kota Parfum bukan lagi sekadar slogan. Ia perlahan menjelma sebagai narasi pembangunan alternatif, yang berakar dari tradisi, dan tumbuh dengan ilmu pengetahuan,” pungkas mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI