Akademisi STAI Al-Washliyah Banda Aceh, Fauza Andriyadi. [Foto: IST]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Akademisi STAI Al-Washliyah Banda Aceh, Fauza Andriyadi menanggapi polemik hasil seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama eselon II di lingkungan Pemerintah Aceh. 

Seleksi tersebut menuai kontroversi diduga karena ada sejumlah kejanggalan dan keanehan dari hasil seleksi yang diumumkan. Salah satu kejanggalan yang mencolok adalah adanya peserta seleksi yang dinyatakan lulus di dua dinas sekaligus, memunculkan pertanyaan serius terkait transparansi dan integritas proses seleksi tersebut.

Namun, bagi Fauza, mekanisme di dalam penentuan 3 besar tidak lah mudah, semua dilakukan berdasarkan ketentuan yang memang sudah dibentuk dan sesuai undang-undang maupun peraturan dalam proses penjaringan tersebut. 

“Tentunya orang-orang yang diletakkan juga bukan orang sembarang, karena nama-nama itu juga ikut dinilai publik dan mereka memiliki integritas, pengalaman yang diuji dalam fit and propert test,” jelasnya kepada Dialeksis.com, Senin (6/11/2023). 

Sehingga, kata dia, kecurigaan yang tidak memiliki dasar tentunya harus dihindari guna menghormati hasil dari seleksi JPT Pratama Pemerintah Aceh yang dilakukan oleh Pansel. 

“Kalau ada pihak yang tidak menerima hasil itu, saya melihat itu satu dinamika yang wajar, namun sebagai orang yang memahami proses rekrutmen juga menghormati terhadap yang sudah diputuskan Pansel,” tuturnya. 

Untuk itu, ia mengajak semua publik di Aceh untuk menghargai dan menghormati apa yang sudah diputuskan oleh Pansel, sehingga apa yang sudah dihasilkan merupakan wujud terbaik yang Pansel berikan kepada Pemerintah Aceh.