Beranda / Pemerintahan / Presiden Prabowo Hibahkan 20 Ribu Hektare untuk Konservasi Gajah, TM Zulfikar: Langkah Positif

Presiden Prabowo Hibahkan 20 Ribu Hektare untuk Konservasi Gajah, TM Zulfikar: Langkah Positif

Selasa, 03 Desember 2024 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

TM Zulfikar, mantan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh sekaligus Dosen Serambi Mekah. Foto: Ist


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Langkah Presiden RI Prabowo Subianto menghibahkan lahan seluas 20 ribu hektare untuk konservasi gajah di Aceh mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk aktivis lingkungan. TM Zulfikar, mantan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh, menyebut keputusan ini sebagai inisiatif strategis di tengah meningkatnya ancaman terhadap satwa liar.

"Gajah adalah spesies dengan peran penting dalam ekosistem, budaya, dan ekonomi. Namun, populasi mereka terus terancam akibat perburuan, konflik manusia, dan hilangnya habitat. Langkah Presiden ini sangat patut diapresiasi karena menjadi solusi nyata untuk melindungi satwa liar," ujar Zulfikar saat dihubungi Dialeksis.com (03/12/2024).

Menurut Zulfikar, konservasi gajah memiliki dampak luas bagi keseimbangan ekosistem. Gajah dikenal sebagai "spesies payung" karena perlindungan terhadap mereka secara langsung berdampak pada kelangsungan hidup berbagai spesies lainnya. Saat gajah mencari makan, mereka membantu menciptakan jalur di hutan dan menyebarkan biji tanaman melalui kotorannya, yang berkontribusi pada regenerasi hutan.

"Melindungi habitat gajah berarti melindungi ratusan spesies flora dan fauna yang hidup di ekosistem yang sama. Selain itu, hutan yang menjadi habitat gajah juga berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim karena menyerap karbon dalam jumlah besar," tambahnya.

Konflik Satwa Liar Masih Jadi Tantangan

Aceh selama ini menjadi rumah bagi berbagai satwa langka, seperti harimau, badak, orangutan, dan gajah. Namun, konflik antara manusia dan satwa liar masih kerap terjadi, yang disebabkan oleh deforestasi dan perubahan fungsi lahan. Zulfikar menekankan pentingnya membangun koridor satwa liar sebagai solusi untuk mengurangi konflik ini.

"Penyediaan lahan konservasi seperti yang dilakukan Presiden adalah langkah awal membangun koridor satwa liar. Ini tidak hanya mengurangi konflik manusia dengan gajah tetapi juga menjaga keberlangsungan habitat satwa lain," ujar Dosen Serambi Mekah Banda Aceh.

Potensi Ekowisata dan Pelestarian Budaya

Zulfikar juga menyoroti potensi ekonomi dari konservasi gajah melalui pengembangan ekowisata. Menurutnya, Aceh dapat belajar dari negara-negara lain yang berhasil memanfaatkan kehadiran gajah untuk menarik wisatawan. Selain itu, gajah memiliki makna simbolis dalam budaya lokal, sering dilambangkan sebagai simbol kekuatan dan kebijaksanaan.

"Melindungi gajah bukan hanya soal ekosistem, tetapi juga soal menjaga warisan budaya dan tradisi leluhur. Kehilangan mereka akan menjadi kehilangan besar bagi identitas banyak komunitas," tegasnya.

Sebagai penutup, Zulfikar menyampaikan apresiasi mendalam kepada Presiden Prabowo atas inisiatifnya. Ia berharap langkah ini menjadi awal dari kebijakan-kebijakan strategis lain untuk melestarikan keanekaragaman hayati di Indonesia.

"Terima kasih, Presiden, atas komitmennya terhadap konservasi gajah. Semoga langkah ini menjadi inspirasi untuk kebijakan serupa di daerah lain," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda