kip lhok
Beranda / Pemerintahan / Serangan Siber Lockbit 3.0 Lumpuhkan PDNS 2, Pakar TI Prihatin

Serangan Siber Lockbit 3.0 Lumpuhkan PDNS 2, Pakar TI Prihatin

Minggu, 30 Juni 2024 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Muttaqin, S.T., M.Cs, Ahli Informasi dan Teknologi sekaligus Dosen Teknik Komputer Universitas Sains Cut Nyak Dhien. Foto: for Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Aceh - Pemerintah akhirnya angkat bicara terkait gangguan pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 yanterjadi sejak 20 Juni lalu. Gangguan tersebut diakui sebagai akibat serangan siber ransomware atau modus pemerasan dari kelompok Lockbit 3.0.

Menanggapi insiden ini, Muttaqin, S.T., M.Cs, Ahli Informasi dan Teknologi sekaligus Dosen Teknik Komputer Universitas Sains Cut Nyak Dhien, menyatakan keprihatinannya. "Serangan-serangan ini tidak hanya merugikan individu dan organisasi, tetapi juga dapat mengancam keamanan nasional," ujarnya kepada Dialeksis.com, Minggu (30/6).

Muttaqin menyoroti beberapa aspek penting terkait keamanan siber di Indonesia. Menurutnya, serangan siber kini semakin canggih, menuntut pembaruan pengetahuan dan keterampilan keamanan siber secara berkelanjutan. Ia juga menggarisbawahi kurangnya kesadaran keamanan siber di kalangan masyarakat dan organisasi.

"Masih banyak yang kurang menyadari pentingnya keamanan siber. Hal ini membuat mereka menjadi sasaran empuk bagi pelaku serangan siber," jelasnya.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Muttaqin menyarankan beberapa langkah strategis. Pertama, memasukkan pendidikan keamanan siber ke dalam kurikulum sekolah dan universitas. Kedua, melakukan kampanye peningkatan kesadaran keamanan siber yang menyasar semua kalangan.

Selain itu, ia menekankan pentingnya investasi dalam pengembangan teknologi keamanan siber yang lebih canggih. "Teknologi ini harus mampu mendeteksi dan mencegah serangan siber secara efektif," tambahnya.

Muttaqin juga menyoroti urgensi kerjasama internasional dalam memerangi kejahatan siber. Menurutnya, Indonesia perlu berkolaborasi dengan negara lain dalam bentuk pertukaran informasi, pelatihan, dan pengembangan teknologi.

"Pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk meningkatkan keamanan siber di Indonesia," pungkasnya, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda