Transfomasi Digital, Komdigi Ukur Kecakapan Masyarakat lewat IMDI 2025
Font: Ukuran: - +
Wakil Menteri Komdigi Angga Raka Prabowo menekankan arti penting Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) 2025 sebagai alat ukur untuk mengetahui tingkat kecakapan digital masyarakat. [Foto: Humas Komdigi]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) kembali menegaskan komitmen dalam memajukan kemampuan digital masyarakat Indonesia.
Wakil Menteri Komdigi Angga Raka Prabowo menekankan arti penting Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) 2025 sebagai alat ukur untuk mengetahui tingkat kecakapan digital masyarakat.
"Melalui IMDI, kita tidak hanya mencetak talenta digital, tetapi juga mengukur sejauh mana masyarakat kita telah memiliki kecakapan digital," ujar Angga dalam keterangannya yang dikutip pada Selasa (28/1/2025).
Angga Prabowo menjelaskan transformasi digital hanya akan berhasil jika didukung oleh sumberdaya manusia yang kompeten.
Menurut Angga Prabowo, peluncuran IMDI menunjukkan upaya pemerintah untuk mendorong akselerasi ekonomi digital di Indonesia. Oleh karena itu, Kementerian Komdigi selalu berpaya melibatkan semua pihak.
"Semua ini tidak dapat berjalan tanpa kolaborasi dari berbagai pihak dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8%," tuturnya.
Petakan Kecakapan Digital
Peluncuran IMDI 2025 menjadi salah satu langkah penting untuk mengidentifikasi dan memperbaiki wilayah-wilayah yang memiliki tingkat kecakapan digital rendah.
Plt. Kepala BPSDM Kementerian Komdigi Hary Budiarto menjelaskan bahwa survei IMDI dilakukan untuk memetakan adopsi teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari.
"Kami akan fokus pada kabupaten dan kota dengan indeks rendah agar pengembangan sumber daya manusia lebih terarah," ujarnya.
Survei IMDI didasarkan pada empat pilar utama, yaitu infrastruktur digital, keterampilan digital, industri digital, dan literasi digital. Semua data tersebut kemudian dirangkum menjadi satu indeks yang mencerminkan tingkat kecakapan digital masyarakat di berbagai daerah.
“Proses pengukuran ini didukung oleh Digital Talent Center yang tersebar di sembilan wilayah, termasuk DTC di Cikarang yang menjadi salah satu pusat pengembangan talenta digital nasional,” tutur Hary Budiarto.
Selain IMDI, Kementerian Komdigi juga meluncurkan program pendidikan unggulan melalui Politeknik Digital Jogja (Poldigi), yang sebelumnya dikenal sebagai STMM Jogja. Mulai tahun 2025, Politeknik Digital Jogja menawarkan berbagai program pendidikan, termasuk S1 teknologi digital, bisnis digital, komunikasi media digital, dan S2 terapan transformasi digital.
“Poldigi kini memiliki sekitar 2.500 mahasiswa setiap tahunnya, termasuk penerima beasiswa Kominfo yang telah melahirkan lebih dari 3.000 alumni, banyak di antaranya kini menduduki posisi strategis di pemerintahan,” jelas Hary Budiarto.
Pemerintah juga berencana memperluas jaringan DTC hingga ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Dengan lahan yang telah disediakan oleh Otorita IKN, fasilitas DTC di wilayah EduTown akan dirancang sesuai dengan standar yang dianjurkan IKN.
"Cabang Poldigi yang ada di DTC ini akan mempermudah warga sekitar untuk mengakses pendidikan berkualitas tanpa perlu ke Jogja," pungkas Hary. [*]