Senin, 18 Agustus 2025
Beranda / Pemerintahan / UIN Ar-Raniry Nobatkan Mualem sebagai Tokoh Perdamaian, Begini Alasannya

UIN Ar-Raniry Nobatkan Mualem sebagai Tokoh Perdamaian, Begini Alasannya

Minggu, 17 Agustus 2025 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

DIALEKSIS.COM | Aceh - Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry menganugerahkan penghargaan Tokoh Perdamaian kepada Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau akrab disapa Mualem. Penghargaan itu diberikan untuk menegaskan peran Mualem sebagai salah satu aktor utama yang membawa Aceh keluar dari konflik bersenjata menuju jalan damai.

Rektor UIN Ar-Raniry, Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.Ag, menegaskan bahwa keputusan ini bukan sekadar simbol, melainkan bentuk pengakuan atas kontribusi nyata Mualem sejak proses awal perundingan Helsinki pada 2005. 

“Beliau adalah sosok yang berani mengambil langkah damai, membuka pintu dialog, dan memberi kepercayaan kepada pihak lain untuk menyelesaikan konflik,” ujar Prof Mujib kepada Dialeksis, Sabtu, 16 Agustus 2025.


Muzakir Manaf pernah menjabat Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada masa perang. Namun di balik peran militer itu, tersimpan tekad besar untuk menghentikan pertumpahan darah. Niat damai itulah yang kemudian membawanya masuk ke meja perundingan.

Dalam pandangan UIN, Mualem tidak hanya hadir sebagai figur simbolik. Ia menjadi penentu arah, sosok yang mampu membangun kepercayaan dengan pemerintah pusat, dan juga mampu memberi keyakinan kepada seluruh pasukan GAM di lapangan.  

“Beliau punya pengaruh yang kuat. Keputusan dan sikapnya salah satu orang selain Hasan Tiro, Malik Mahmud menentukan arah perundingan hingga lahirlah MoU Helsinki,” tambah Prof. Mujib.

Di mata kampus, Mualem dikenal sebagai figur yang humanis dan terbuka. Ia tidak menutup ruang dialog, bahkan setelah perdamaian terwujud. Konsistensinya menjaga komitmen damai dianggap sebagai modal penting bagi Aceh agar tetap stabil dua dekade terakhir.

Menurut Prof Mujib, penghargaan itu juga hendak mengingatkan publik bahwa perdamaian bukan hasil kebetulan. 

“Damai lahir dari pilihan sadar para aktor utama, termasuk Mualem, yang bersedia mengorbankan ego politik dan militer demi masa depan Aceh yang lebih maju dan bermartabat,” ujarnya.

Anugerah kepada Mualem menjadi bagian dari peringatan 20 tahun perdamaian Aceh. Selain dirinya, UIN Ar-Raniry juga memberikan penghargaan serupa kepada sejumlah tokoh nasional dan internasional: Jusuf Kalla, Malik Mahmud Al-Haythar, Hamid Awaluddin, serta perunding lain yang terlibat dalam proses Helsinki.

Karena berhalangan hadir dalam acara di kampus, penghargaan diserahkan langsung kepada Mualem di Meuligoe Gubernur Aceh. “Kami ingin memastikan penghargaan ini diterima langsung oleh sosok yang memiliki peran signifikan dalam sejarah damai Aceh,” ujar Pak Rektor UIN. Lebih jauh, menurutnya, penghargaan ini, sekaligus mengingatkan masyarakat bahwa perdamaian adalah warisan yang harus dijaga bersama. 

“Tanpa komitmen kuat dari para tokoh, Aceh mungkin tidak akan menikmati 20 tahun damai. Penghargaan ini adalah bentuk apresiasi sekaligus pengingat bahwa damai adalah pilihan yang harus dipelihara,” tutup Rektor UIN Ar Raniry yang visioner ini. [arn]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI