Akedemisi Himbau Polri Ikut Jaga Integritas Pilkada Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Ratnalia
Akademisi Universitas Syiah Kuala (USK) sekaligus Pengamat Politik dan Keamanan Aryos Nivada. Foto: doc Dialeksis.com
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pemilihan Kepala Daerah yang berintegritas adalah harapan seluruh rakyat. Pemilu berintegritas akan menjadi pencegah terjadinya ketegangan politik dan mencegah konflik dan berbagai bentuk gangguan kamtibmas.
Untuk itu, tugas Polri yang sudah sukses menjaga keamanan di hari pencoblosan perlu dilanjutkan ke upaya mencegah segala potensi gangguan yang bisa muncul usai hari pencoblosan, termasuk mencegah diri agar tidak terlibat dalam menentukan hasil perhitungan suara secara berjenjang.
Hal itu disampaikan Akademisi Universitas Syiah Kuala (USK) sekaligus Pengamat Politik dan Keamanan Aryos Nivada, Jumat (29/11).
“Semua kita ingin Pilkada serentak 2024 di Aceh betul-betul berintegritas, jangan sampai suara rakyat yang sudah disampaikan di TPS, dalam perjalanan perhitungannya akan berubah,” sebut Aryos.
Menurut Aryos, dirinya merekam berbagai keluhan dan kekuatiran di masyarakat terhadap proses perhitungan berjenjang yang sangat mungkin terjadi perubahan.
“Kasus seperti ini kan pernah juga terjadi di Pileg, jadi wajar jika banyak yang mengkuatirkan, dan karena itu kita minta kepada Polri untuk ikut menjamin Pilkada Aceh berjalan disemua tahapannya secara berintegritas,” sebutnya.
Disebut Aryos, Polri memiliki peran penting dalam melindungi integritas dan proses demokrasi. Ujian jujur dan adil pada tahapan perhitungan hasil Pilkada juga menjadi tanggun jawab Polri. Dan, sebagai Alat Penegak Hukum, Polri diharapakan tidak terlibat dalam proses yang merusak integritas Pilkada di pesta demokrasi.
“Jika itu terjadi, hasil Pilkada tidak lagi punya legitimasi yang kuat bagi pemimpin,” tutup Aryos Nivada.
Sebelumnya, himbauan yang sama juga disampaikan oleh Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman dan Anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil.
Habiburokhman menegaskan bahwa APH harus menjaga integritas demokrasi dengan tidak terlibat dalam tindakan yang dapat mencederai proses pemilihan.
Nasir Djamil memperingatkan agar tidak ada pihak yang mencoba bermain curang karena hal tersebut dapat merusak proses demokrasi yang telah lama dijaga dengan susah payah di Aceh. []