DIALEKSIS.COM | Aceh - Andi Firdhaus, SH, CPM, pengacara sekaligus sahabat dekat Aiyub bin Abbas (Abua), menyoroti alasan kuat di balik terpilihnya Abua sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Aceh menggantikan Abu Razak.
Menurutnya, kepercayaan Ketua Umum Partai Aceh Muzakir Manaf (Mualem) kepada Abua bukan hanya didasari rekam jejak loyalitasnya sejak era Gerakan Aceh Merdeka (GAM), tetapi juga kemampuannya sebagai perekat politik di tingkat internal maupun eksternal partai.
"Sejak 2001, saya mengenal Abua sebagai loyalis sejati yang tak pernah lelah mendampingi almarhum Panglima GAM, Tgk Abdullah Syafi'i. Ia adalah penjaga nilai-nilai perjuangan yang diwariskan sang panglima," ujar Andi Firdhaus kepada Dialeksis, Sabtu (12/04/2025).
Andi mengisahkan, kedekatan emosional Abua dengan Tgk Abdullah Syafi'I yang akrab disapa Tgk Lah telah terbangun puluhan tahun. "Suatu hari, Abua pernah berkata kepada saya, ‘Lon tuoh that Tgk Lah, lon sajan sabe’ (Saya kenal betul Tgk Lah, saya selalu bersama). Ini membuktikan komitmennya menjaga kepercayaan dan visi perjuangan mendiang panglima," jelas Andi.
Loyalitas dan konsistensi inilah, menurut Andi, yang membuat Mualem memandang Abua sebagai sosok strategis untuk memegang amanah Sekjen. "Jabatan Sekjen bukan sekadar administratif. Ini posisi sentral yang membutuhkan figur pengintegrasi, baik secara internal partai maupun dalam berelasi dengan pihak eksternal. Abua memiliki kapasitas itu," tegasnya.
Lebih lanjut, Andi menjelaskan bahwa kemampuan Abua dalam merangkul berbagai elemen di tubuh Partai Aceh menjadi faktor krusial.
"Di tengah dinamika politik Aceh yang kompleks, Abua mampu menjadi jembatan antara generasi lama dan muda. Ia juga punya jaringan kuat dengan mantan kombatan GAM dan tokoh masyarakat, sehingga menjaga stabilitas partai," paparnya.
Tak hanya itu, Andi menilai kelihaian Abua dalam diplomasi politik menjadi nilai tambah. "Partai Aceh butuh sosok yang bisa mempertahankan identitas tanpa mengabaikan pragmatisme politik. Abua paham betul kapan harus bersikap tegas dan kapan perlu bernegosiasi. Ini penting untuk menjaga eksistensi partai di tingkat lokal maupun nasional," tambahnya.
Menanggapi pertanyaan tentang tantangan ke depan, Andi yakin Abua akan fokus pada konsolidasi. "Prioritasnya adalah memperkuat basis kader, menjaga kohesivitas, dan memastikan Partai Aceh tetap relevan di hati rakyat. Dengan pengalamannya yang panjang, saya optimis ia bisa membawa partai melangkah lebih maju," jelas Andi lebih mendalam.
Diakhir ia menjelaskan, memilih Abua sebagai Sekjen Partai Aceh dinilai sebagai langkah tepat untuk menjaga kesinambungan visi perjuangan, sekaligus merespons tantangan politik kontemporer.
“Sosoknya diharapkan mampu menjadi "ruh" yang menyatukan semangat lama dengan strategi baru demi kemajuan Aceh,” pungkasnya.