kip lhok
Beranda / Politik dan Hukum / Dua Kali Debat Cawapres: Sorotan Tajam dari Ramzi, Akademisi UIN Ar Raniry

Dua Kali Debat Cawapres: Sorotan Tajam dari Ramzi, Akademisi UIN Ar Raniry

Selasa, 23 Januari 2024 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Biyu

Ramzi Murzikin, dosen dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Ar Raniry. [Foto: Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Nasional - Dua kali debat calon wakil presiden (cawapres) dalam perhelatan pemilihan presiden telah menjadi sorotan tajam publik. Menyita perhatian Ramzi Murzikin, dosen dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Ar Raniry, untuk mendapatkan perspektif akademis terhadap penilaian masyarakat terhadap dua kali debat tersebut.

Menurut Ramzi, debat cawapres menjadi momen krusial dalam membentuk persepsi publik terhadap kredibilitas dan kompetensi para calon.

"Debat cawapres tidak hanya sekadar pertarungan wacana, tetapi juga menjadi ajang untuk memahami visi, misi, dan pemahaman kedua calon terhadap isu-isu krusial," ujar kepada Dialeksis.com (23/01/2024).

Dalam merespons debat pertama, Ramzi mengemukakan bahwa publik banyak memberikan apresiasi terhadap kedewasaan para calon dalam menyikapi isu-isu yang diangkat. 

"Terdapat pertukaran argumen yang cukup substansial, menunjukkan bahwa keduanya memiliki pemahaman yang mendalam terkait isu-isu nasional," katanya.

Namun, menurut Ramzi, tantangan sesungguhnya muncul dalam debat kedua. 

"Debat kedua menghadirkan kompleksitas yang lebih tinggi, di mana calon harus mampu menggali pemahaman yang lebih mendalam terhadap isu-isu yang mungkin kurang dikenal oleh publik umum," tambahnya.

Dalam merespon penilaian publik terhadap debat cawapres, Ramzi menekankan pentingnya untuk melihat bukan hanya dari segi gaya berbicara, tetapi juga substansi dari jawaban-jawaban yang diberikan. 

"Publik cenderung mengapresiasi jawaban yang konkret dan solutif, serta mampu memberikan gambaran nyata mengenai rencana kerja kedepan," tegasnya.

Sebagai seorang akademisi, Ramzi juga menekankan pentingnya debat sebagai sarana pendidikan politik bagi masyarakat. 

"Debat memberikan kesempatan bagi publik untuk lebih mengenal calon-calonnya secara mendalam, sehingga keputusan yang diambil pada hari pemilihan tidak hanya berdasarkan popularitas semata," ucapnya.

Hal positif perlu digarisbawahi Ramzi yakni, masyarakat menanti-nanti untuk melihat bagaimana perbandingan dan penilaian mereka terhadap kedua debat tersebut dapat membentuk pilihan politik yang cerdas dan berdasarkan informasi yang mendalam.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda