kip lhok
Beranda / Politik dan Hukum / Duel Terakhir Cawagub Gerindra Aceh: Antara Sejarah dan Strategi

Duel Terakhir Cawagub Gerindra Aceh: Antara Sejarah dan Strategi

Sabtu, 29 Juni 2024 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia


 Prof. Dr. Syamsul Rijal, M.Ag., Guru Besar Filsafat Islam UIN Ar-Raniry. Foto: For Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Aceh - Teka-teki calon wakil gubernur Aceh dari Partai Gerindra mulai mengerucut. Dari empat nama yang diusulkan, hanya dua yang masih berpeluang besar mendampingi mantan Panglima GAM di Pilkada Aceh 2024.

"Fadhlullah dan Safaruddin kemungkinan mengundurkan diri dari bursa cawagub," kata Prof. Dr. Syamsul Rijal, M.Ag., Guru Besar Filsafat Islam UIN Ar-Raniry, Jumat, 28 Juni 2024 kepada Dialeksis.com, Sabtu (29/6/2024).

Menurut Syamsul, Fadhlullah dikabarkan akan maju sebagai calon Bupati Pidie, sementara Safaruddin bersiap untuk Pilkada Abdya. Kondisi ini menyisakan dua nama: Sastra Winara dan Prof. Adjunct Dr. Marniati, M.Kes.

Jika Gerindra memilih Marniati, ini akan mencatatkan sejarah baru. "Dia akan jadi satu-satunya calon perempuan di Pilkada Aceh 2024 tingkat provinsi," ujar Syamsul.

Pemilihan Marniati juga bisa menjadi strategi Gerindra menarik suara pemilih perempuan. Namun, Syamsul mengingatkan bahwa politik selalu penuh kejutan.

"Kita tunggu saja keputusan resmi Gerindra," katanya.

DPD Gerindra Aceh sudah mengumumkan 4 nama yang diajukan ke DPP. "Kami masih finalisasi. Tunggu pengumuman resmi," ujar kata Ketua Tim Penjaringan Bakal Calon Kepala Daerah Partai Gerindra Aceh, Nasrul Sufi.

Pilkada Aceh 2024 diprediksi akan menjadi pertarungan sengit, mengingat posisi strategis Aceh dalam peta politik nasional. Keputusan Gerindra dalam memilih cawagub dipastikan akan berdampak signifikan terhadap dinamika politik di provinsi tersebut. [ra]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda