kip lhok
Beranda / Politik dan Hukum / Gagasan Rumah Sakit Vertikal, dr. Masry Apresiasi Usulan Ketua IDI Aceh

Gagasan Rumah Sakit Vertikal, dr. Masry Apresiasi Usulan Ketua IDI Aceh

Selasa, 26 November 2024 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Dokter Spesialis Anestesi sekaligus praktisi kesehatan, dr. Masry, Sp.An. Foto: Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (USK), Dr. dr. Safrizal Rahman, M.Kes., Sp.OT., yang juga Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Aceh, mengusulkan pembangunan rumah sakit vertikal di Aceh. Gagasan ini muncul sebagai respons atas krisis dokter spesialis, terutama bidang onkologi, yang saat ini menjadi tantangan serius dalam layanan kesehatan di daerah tersebut.

Menurut Dr. Safrizal, rumah sakit vertikal yang dikelola langsung oleh pemerintah pusat atau provinsi akan menjadi solusi strategis dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Aceh. 

"Rumah sakit ini tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga harus didukung oleh pemenuhan sumber daya manusia (SDM) dokter spesialis secara merata," ungkapnya.

Menanggapi hal ini, Dokter Spesialis Anestesi sekaligus praktisi kesehatan, dr. Masry, Sp.An., mendukung penuh ide tersebut. Ia menekankan pentingnya pengembangan RSUD Zainoel Abidin (ZA) menjadi rumah sakit vertikal. 

"Sudah saatnya RSUD ZA mengalami transformasi menjadi rumah sakit vertikal agar pembiayaan dan pengelolaannya lebih optimal. Dengan begitu, pengembangan rumah sakit regional di Aceh juga dapat segera dituntaskan," ujarnya.

Dr. Masry menambahkan, rumah sakit regional yang dikelola pemerintah provinsi harus memiliki keunggulan masing-masing, yang disesuaikan dengan pola penyakit dan ketersediaan dokter spesialis di wilayahnya. 

"Langkah ini perlu dilakukan secara menyeluruh, dari pemenuhan SDM hingga infrastruktur. Pemerataan dokter spesialis sesuai kebutuhan daerah adalah kunci utama dalam perbaikan layanan kesehatan," katanya.

Namun, tantangan lain disampaikan dr. Masry yang tidak kalah penting adalah pembiayaan. Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui BPJS Kesehatan saat ini menghadapi defisit, yang menjadi kendala utama dalam pengelolaan rumah sakit. 

“Oleh karena itu, pemerintah Aceh diminta untuk mencari solusi agar layanan kesehatan tetap berjalan secara optimal,” harapnya.

Dengan adanya rumah sakit vertikal di Aceh menurut dr. Masry, diharapkan masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan berkualitas tanpa harus dirujuk ke luar daerah. 

“Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi layanan kesehatan tetapi juga memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap fasilitas medis lokal,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda