Sabtu, 17 Mei 2025
Beranda / Politik dan Hukum / Golkar Aceh Harus Dipimpin Sosok Berintegritas, Loyalitas, dan Berkapasitas

Golkar Aceh Harus Dipimpin Sosok Berintegritas, Loyalitas, dan Berkapasitas

Jum`at, 16 Mei 2025 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Ahmad Haeqal Asri, Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Keanggotaan DPD I Golkar Aceh. Foto: dok pribadi


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Menjelang Musyawarah Daerah (Musda) DPD I Partai Golkar Aceh, tuntutan akan kepemimpinan yang berintegritas, loyal, dan berkapasitas semakin mengemuka. 

Ahmad Haeqal Asri, Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Keanggotaan DPD I Golkar Aceh, menegaskan bahwa partai membutuhkan sosok pemimpin yang tidak hanya mampu mengemban visi organisasi, tetapi juga konsisten menjunjung tinggi nilai-nilai dasar Golkar sebagai the party of ideas.

“Golkar Aceh harus dipimpin oleh figur yang berintegritas tinggi, loyal pada ideologi partai, dan memiliki kapasitas memadai untuk menjawab tantangan zaman. Ketiga aspek ini tidak bisa ditawar karena menjadi fondasi bagi keberlangsungan partai, Kaderisasi dan kesetiaan pada ideologi jadi kunci menghadapi tantangan politik” ujar Haeqal saat dihubungi Dialeksis.com, Jumat (16/05/2025).

Menurutnya, sebagai partai yang mengusung semangat the party of ideas, Golkar harus kembali ke akar sejarahnya sebagai wadah berkumpulnya para pemikir dan praktisi yang berorientasi pada solusi konkret bagi masyarakat. 

“Golkar lahir dari tradisi intelektual yang kuat. Karena itu, kepemimpinan di Aceh harus dipegang oleh kader yang mampu menerjemahkan ide-ide progresif ke dalam kebijakan yang menyentuh kebutuhan rakyat,” tambahnya.

Haeqal menekankan, integritas menjadi syarat utama guna menghindari praktik politik yang merusak citra partai. “Integritas adalah benteng dari kepentingan pragmatis jangka pendek. Pemimpin yang berintegritas akan menjaga marwah partai, bukan mengorbankannya untuk ambisi pribadi,” tegasnya.

Loyalitas, lanjut dia, bukan sekadar ketaatan struktural, melainkan kesetiaan pada prinsip dan platform perjuangan Golkar. 

“Loyalitas diuji ketika ada godaan kekuasaan atau tekanan eksternal. Pemimpin harus memastikan setiap keputusan sejalan dengan ideologi partai, bukan kepentingan sempit,” papar Haeqal.

Sementara kapasitas leadership dinilai krusial untuk membawa Golkar Aceh bersaing di panggung politik nasional. 

"Kita butuh pemimpin yang melek teknologi, memahami dinamika generasi muda, dan mampu membangun kolaborasi dengan berbagai pihak tanpa kehilangan identitas partai,” ujarnya.

Dia juga mengingatkan bahwa proses kaderisasi yang sistematis menjadi kunci regenerasi kepemimpinan. 

"Kami terus mendorong program pelatihan dan penguatan kapasitas kader muda agar siap memikul tanggung jawab. Golkar harus tetap relevan dengan mengedepankan meritokrasi,” jelas Haeqal.

Terkait Musda yang akan datang, Haeqal berharap seluruh kader bersatu memilih pemimpin yang memenuhi kriteria tersebut. 

"Ini momentum untuk memperkuat internal sekaligus memastikan Golkar Aceh tetap menjadi garda terdepan dalam berkontribusi untuk masyarakat, sesuai semangat the party of ideas,” tutupnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
diskes
hardiknas