Isu Kutipan Uang Resepsi Putri Mualem, Ketua Panitia: Itu Penipuan, Laporkan ke Polisi
Font: Ukuran: - +
Ketua Panitia resepsi pernikahan putri Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem), H Abdul Jalil SE (Abdoeh). Foto: Humas Panitia.
DIALEKSIS.COM | Kuala Lumpur - Ketua Panitia resepsi pernikahan putri Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem), H Abdul Jalil SE (Abdoeh), menegaskan bahwa seluruh rangkaian acara pernikahan Zaslyana Muzakir Manaf dan Khairy Al-Fiqry Bakhtiar Nor telah selesai. Dengan demikian, kepanitiaan pun dinyatakan bubar.
Namun, Abdoeh merasa perlu memberikan klarifikasi terkait isu yang beredar mengenai pembiayaan acara tersebut.
“Mualem tidak pernah memerintahkan pengutipan uang kepada siapa pun,” ujarnya di Kuala Lumpur, Selasa (4 Februari 2025).
Menurutnya, seluruh biaya resepsi telah diselesaikan sebelum Pilkada Aceh berlangsung.
“Hal ini dilakukan untuk menghindari berbagai spekulasi negatif pasca-Pilkada, terlebih Mualem telah terpilih sebagai Gubernur Aceh,” kata Abdoeh.
Pernyataan ini merespons kabar yang beredar di sejumlah grup WhatsApp mengenai dugaan pengumpulan dana dari pejabat maupun pengusaha yang dikaitkan dengan pernikahan putri Mualem.
Abdoeh menegaskan, jika ada pihak yang melakukan pengutipan dengan mengatasnamakan acara tersebut, maka itu adalah tindakan penipuan.
“Itu hanya untuk keuntungan pribadi pelaku. Jika menemui hal semacam ini, segera laporkan ke aparat penegak hukum agar ada efek jera,” tegasnya.
Ia juga menyoroti isu yang mengaitkan dugaan pengutipan dengan jabatan di pemerintahan Aceh. “Itu tidak benar. Para pejabat jangan sampai tertipu oleh praktik penipuan semacam ini,” ujarnya.
Senada dengan Abdoeh, staf khusus Mualem, Dr. Nurlis Effendi, juga mengecam isu tersebut.
“Ini benar-benar keterlaluan. Jika ada yang melakukannya, moralitasnya patut dipertanyakan,” kata Nurlis, yang juga menjadi bagian dari panitia.
Nurlis menjelaskan bahwa sejak awal kepanitiaan telah ditetapkan batasan ketat, terutama terkait biaya.
“Semua biaya sudah dituntaskan jauh sebelum acara berlangsung,” katanya.
Menurutnya, isu semacam ini sudah diprediksi sebelumnya dan bahkan dikaitkan dengan jabatan pemerintahan. “Selama mendistribusikan undangan, saya tidak menghubungi satu pun pejabat,” tegasnya.
Ia juga mengutip pernyataan Mualem bahwa pengisian jabatan di pemerintahannya tidak akan melibatkan praktik upeti. “Semua dilakukan secara profesional, sesuai kebutuhan,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Saiful Bahri (Pon Yaya), koordinator acara resepsi Yana-Fiqry.
“Kami menjalankan tugas kepanitiaan secara sukarela, murni karena perintah Panglima Mualem,” katanya.