Beranda / Politik dan Hukum / Kaukus Perempuan Desak Partai Aceh Usung Calon Perempuan

Kaukus Perempuan Desak Partai Aceh Usung Calon Perempuan

Senin, 29 Juli 2024 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Aceh, Hj. Ismaniar. Foto: Ist


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Aceh, Hj. Ismaniar, mendesak Partai Aceh untuk memberikan ruang lebih besar bagi perempuan dalam kancah politik. Ia menyarankan partai lokal tersebut mempertimbangkan calon perempuan sebagai pasangan Muzakir Manaf, atau akrab disapa Mualem, dalam pemilihan kepala daerah mendatang.

"Partai Aceh seharusnya menjadi pelopor kesetaraan gender dalam politik," ujar Ismaniar kepada Dialeksis, Senin, 29 Juli 2024.

Ismaniar mengemukakan nama Prof. adjunct Dr. Marniati, M.Kes sebagai kandidat potensial. Menurutnya, Marniati memiliki kapasitas, kemampuan finansial, dan dukungan luas yang memadai untuk mendampingi Mualem.

"Prof. Marniati bukan sekadar simbol. Beliau punya kompetensi dan jaringan yang kuat," katanya.

Langkah ini, lanjut Ismaniar, bukan sekadar pemenuhan kuota. Ia meyakini bahwa mengusung calon perempuan dapat menjadi strategi jitu untuk meraup suara pemilih perempuan yang signifikan di Aceh.

"Suara perempuan Aceh bisa menjadi penentu. Partai Aceh, terutama Mualem, perlu mempertimbangkan hal ini dengan serius," tegasnya.

Ismaniar menekankan pentingnya memberikan kepercayaan dan kesempatan yang setara antara perempuan dan laki-laki dalam politik Aceh.

Ia berpendapat bahwa Partai Aceh harus menjadi pionir dalam mendukung partisipasi politik perempuan di wilayah tersebut.

"Kami menilai bahwa memberikan kesempatan yang sama kepada perempuan dalam politik adalah langkah maju yang harus diambil," tambah Ismaniar.

Ketua KPPI Aceh ini juga menyoroti potensi suara perempuan yang besar di Aceh. Menurutnya, jika Mualem mengambil pasangan dari kalangan perempuan, hal ini bisa menjadi strategi yang efektif untuk menarik dukungan pemilih perempuan.

"Ini bukan hanya tentang kesetaraan, tapi juga strategi politik yang cerdas. Suara perempuan di Aceh sangat signifikan dan bisa menjadi faktor penentu kemenangan," jelasnya.


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda