kip lhok
Beranda / Politik dan Hukum / Mualem Lebih Pantas Pimpin Aceh Dibanding Bustami Hamzah, Kata Ketua DPP Muda Seudang

Mualem Lebih Pantas Pimpin Aceh Dibanding Bustami Hamzah, Kata Ketua DPP Muda Seudang

Minggu, 21 Juli 2024 20:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Agam Nur Muhajir S.I.P, Ketua DPP Muda Seudang bersama Muzakir Manaf Dewan Pembina. Foto: for Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Aceh - Diskusi mengenai siapa yang lebih pantas memimpin Aceh dalam Pilkada 2024 terus menghangat. Sejumlah pengamat dan masyarakat mulai menyuarakan pendapat mereka. Di antara mereka, banyak yang menilai Muzakir Manaf, yang lebih dikenal sebagai Mualem, lebih layak memimpin Aceh dibanding Bustami Hamzah.

Agam Nur Muhajir S.I.P, Ketua DPP Muda Seudang, berpendapat bahwa klaim mengenai kemampuan Bustami Hamzah untuk merangkul semua partai dalam Pilkada Aceh 2024 tidak realistis. "Klaim semacam ini lebih sebagai upaya membentuk citra positif daripada realita politik yang ada," ujarnya kepada Dialeksis.

Selain itu, Agam menyoroti popularitas dan rekam jejak yang menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan kelayakan seorang calon pemimpin. "Nama Bustami Hamzah tidak sepopuler dan tidak mengakar seperti Muzakir Manaf. Mualem memiliki pengalaman yang lebih relevan dan dikenal lebih dekat dengan masyarakat Aceh," tambahnya.

Agam juga mengingatkan potensi konflik kepentingan jika seorang penjabat aktif, seperti Bustami Hamzah yang saat ini menjabat sebagai Penjabat Gubernur Aceh, terlibat dalam kontestasi politik. "Ini bisa mengganggu netralitas dan profesionalitas dalam menjalankan tugas sebagai kepala daerah," tegasnya.

Dalam konteks ini, banyak yang melihat Mualem sebagai sosok yang lebih kredibel dan berpengalaman. "Mualem memiliki visi dan misi yang lebih sesuai dengan harapan masyarakat Aceh. Dukungan dari berbagai partai politik dan kelompok masyarakat juga menunjukkan bahwa Mualem lebih diterima dan diharapkan untuk memimpin Aceh," jelas Agam.

Pilkada Aceh 2024 diprediksi akan menjadi salah satu yang paling kompetitif, dengan sejumlah figur berpengaruh yang siap bertarung. Agam menyarankan agar masyarakat Aceh tetap kritis dan objektif dalam menilai setiap kandidat, serta mempertimbangkan program kerja, integritas, dan kemampuan kandidat dalam menghadapi tantangan yang ada.

"Masyarakat harus menggunakan hak pilihnya dengan bijak, memilih pemimpin yang benar-benar bisa membawa perubahan positif bagi Aceh," pungkas Agam.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda