Beranda / Politik dan Hukum / Mualem, Sosok Pemimpin Tulus yang Menjadi Tumpuan Terakhir Aceh di Mata Pusat

Mualem, Sosok Pemimpin Tulus yang Menjadi Tumpuan Terakhir Aceh di Mata Pusat

Senin, 21 Oktober 2024 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Bink Fernanda, Sekretaris Mualem Center Banda Aceh. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Bink Fernanda, Sekretaris Mualem Center Banda Aceh, memberikan pandangan mendalam tentang sosok Mualem, atau Muzakir Manaf, yang selama ini dikenal sebagai salah satu tokoh sentral di Aceh. 

Dalam wawancara bersama media dialeksis.com, Senin (21/10/2024), Bink menekankan karakteristik Mualem yang dianggapnya tulus, baik sebagai pribadi maupun sebagai pemimpin politik, serta peran pentingnya dalam sejarah dan masa depan Aceh.

Menurut Bink, salah satu aspek paling menonjol dari Mualem adalah ketulusannya dalam memilih jalur damai pada masa konflik bersenjata di Aceh. 

"Mualem adalah salah satu pemimpin di GAM yang memilih untuk berdamai dengan pemerintah Indonesia. Mereka bisa saja memaksa untuk terus berperang, tetapi atas nama kemanusiaan, apalagi setelah bencana tsunami 2004, Mualem dan para pemimpin lainnya memilih jalan damai," ungkap Bink.

Dia menambahkan, keputusan Mualem untuk berdamai tidak didasarkan pada kalkulasi politik atau keuntungan pribadi, melainkan atas dasar kemanusiaan dan demi masa depan Aceh.

"Ketulusan itu terlihat dari bagaimana Mualem berbicara dan bertindak. Tidak ada rekayasa, tidak ada penggiringan opini. Apa yang Mualem katakan, itulah yang ada di kepalanya," tambahnya.

Salah satu ciri khas dari kepemimpinan Mualem yang diingat oleh Bink adalah kedekatannya dengan masyarakat. 

"Mualem itu pemimpin yang merakyat. Salah satu contohnya adalah tradisi membuka pintu pendopo saat Hari Megang. Tidak ada gubernur lain yang mau melakukan ini. Setahun empat kali, Mualem membuka pendopo untuk semua orang. Siapapun yang datang, dari manapun asalnya, akan diterima dengan baik," jelas Bink.

Bink juga memuji perhatian Mualem terhadap pendidikan generasi muda Aceh. Selama masa kepemimpinannya, ratusan anak muda Aceh dikirim ke luar negeri untuk menuntut ilmu melalui program beasiswa yang menjadi bagian dari boinah perdamaian, hasil dari perjanjian Otsus.

"Ini adalah salah satu bukti nyata bahwa Mualem berusaha memperbaiki ketertinggalan pendidikan anak-anak Aceh akibat konflik berkepanjangan. Program ini difasilitasi oleh BKPSDM yang dibentuk untuk memberikan pendidikan dan juga layanan kesehatan bagi masyarakat melalui program JKA," terang Bink.

Dalam konteks politik, Bink mengakui bahwa Mualem adalah figur kunci bagi masa depan Aceh. Menurutnya, Mualem adalah satu-satunya pemimpin muda yang tersisa dari generasi elit gerakan Aceh Merdeka yang masih aktif dan memiliki pengaruh besar.

"Kita tidak bisa memungkiri peran besar GAM dalam membentuk sejarah Aceh pasca-damai. Hari ini, Mualem menjadi tumpuan terakhir bagi Aceh. Banyak tokoh GAM yang sudah menua, tetapi Mualem masih memiliki kesehatan yang prima dan kekuatan politik yang signifikan," jelas Bink.

Dia juga menyoroti hubungan erat antara Mualem dan Prabowo Subianto, yang menurutnya bisa membawa manfaat besar bagi Aceh. 

"Prabowo sudah dua kali menang di Aceh dalam pemilu presiden. Ini adalah pembuktian bagi Prabowo, apakah dia akan memenuhi janjinya kepada Aceh. Dan Mualem, sebagai sosok yang dekat secara personal dengan Prabowo, bisa menjadi jembatan penting untuk Aceh di masa depan," ujarnya.

Bink menyimpulkan bahwa Mualem bukan sekadar pemimpin politik biasa, tetapi harapan terakhir bagi Aceh. 

"Tidak ada gubernur lain yang punya kedekatan seperti ini dengan masyarakat dan juga dengan pemerintah pusat. Mualem bukan hanya tentang kekuasaan, tetapi tentang ketulusan dan komitmen untuk memperjuangkan Aceh," tambahnya. 

Dia menambahkan bahwa Mualem adalah sosok yang jauh dari kriminalitas, meskipun memiliki kekuatan besar di belakangnya. 

Dengan demikian, Mualem tetap menjadi sosok yang tak tergantikan dalam politik Aceh, baik dari segi personal maupun politik. Bagi banyak orang di Aceh, Mualem adalah simbol perjuangan, ketulusan, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

"Mualem punya pasukan, tapi tidak pernah ada cerita tentang Mualem terlibat dalam kejahatan, kekerasan, atau narkoba. Itu menunjukkan integritasnya sebagai seorang pemimpin," tutup Bink. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda