Beranda / Politik dan Hukum / Pilkada 2024, Sekjen ISAD Serukan Tolak Politik Uang Demi Demokrasi Bermartabat

Pilkada 2024, Sekjen ISAD Serukan Tolak Politik Uang Demi Demokrasi Bermartabat

Selasa, 26 November 2024 10:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Sekretaris Jenderal Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD), Dr. Teuku Zulkhairi. [Foto: Dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Sekretaris Jenderal Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD), Dr. Teuku Zulkhairi, menyerukan kepada seluruh warga Banda Aceh untuk menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 27 November 2024.

Teuku Zulkhairi menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat untuk mewujudkan pesta demokrasi yang aman, damai, dan bermartabat.

“Mari kita bersama-sama sukseskan Pilkada ini dengan menyalurkan hak suara di TPS masing-masing. Partisipasi kita adalah wujud tanggung jawab sebagai warga negara untuk menentukan masa depan Banda Aceh,” ujar Dr. Teuku Zulkhairi kepada Dialeksis.com, Senin (25/11/2024).

Ia juga mengingatkan warga Banda Aceh untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama proses pemilihan berlangsung.

“Kondusivitas kota kita adalah tanggung jawab bersama. Jangan sampai momen demokrasi ini menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat. Walaupun pilihan kita berbeda, kita tetap saudara. Innamal mu'minuna ikhwah - sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara,” tegasnya.

Dr. Teuku Zulkhairi turut menekankan bahaya politik uang yang kerap mencederai demokrasi. Menurutnya, politik uang adalah akar dari berbagai kejahatan dan kerusakan yang berpotensi merusak masa depan masyarakat.

“Mari kita bersama-sama menolak politik uang. Jangan gadaikan suara kita dengan selembar rupiah. Politik uang adalah induk dari segala kejahatan. Pilihan kita seharusnya berdasarkan hati nurani dan keyakinan, bukan karena iming-iming materi,” ujarnya.

Teuku Zulkhairi mengingatkan pentingnya menjaga persatuan meskipun terjadi perbedaan pilihan politik di antara masyarakat. Ia mengajak semua pihak untuk tetap saling menghormati dan menjunjung tinggi persaudaraan.

“Perbedaan pilihan adalah hal yang wajar dalam demokrasi. Namun, jangan sampai karena perbedaan tersebut kita terpecah belah. Pilihan boleh beda, tetapi persaudaraan tetap harus dijaga,” pungkasnya. [nh]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda