kip lhok
Beranda / Politik dan Hukum / Sekilas Jejak Politik Lokal Aceh Tenggara

Sekilas Jejak Politik Lokal Aceh Tenggara

Senin, 15 April 2024 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Biyu

Ilustrasi politik lokal Kabupaten Aceh Tenggara. Foto: Kolase Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Aceh Tenggara - Analisis dan pemetaan politik lokal Kabupaten Aceh Tenggara membutuhkan sumber informasi yang terpercaya serta data yang akurat. Kabupaten ini, yang dikenal sebagai Bumi Sepakat Segenep, menjadi sorotan penikmat dan petualang politik tidak akan lepas dari berbagai sumber informasi dan data. 

Hal itu menjadi cara memahami dinamika politik suatu daerah atau negara, salah satunya terjadi di politik lokal di Kabupaten Aceh Tenggara atau dikenal Bumi Sepakat Segenep. Bisa dikatakan bagi publik secara luas kebutuhan informasi dan data sangat penting.

Disinilah tim Dialeksis menelusuri jejak digital informasi dan data perihal politik lokal di Kabupaten Aceh Tenggara. Penelusuran hasil Pilkada pasca konflik dimulai dari Pilkada 2006 terpilih pasangan Hasanuddin dan Syamsul Bahri diusung PKB dan PDIP, selanjutnya pada Pilkada 2012 terpilih kembali Hasanuddin Beruh namun berganti pasangan ke Ali Basrah di usung koalisi parnas saat itu, masuk di Pilkada 2017 terpilih pasangan Raidin Pinim dan Bukhari diusung dari kolaborasi parnas dan parlok.

Kemudian tim Dialeksis mendapatkan data trend kenaikan data pemilih tetap (DPT) di Kabupaten Aceh Tenggara jika merujuk tiga kali pelaksanaan Pemilu. Untuk Pemilu 2014 jumlah Pemilih sebanyak 140.384, Pemilu 2019 DPT sebesar 148.594 jiwa, dan Pemilu 2024 DPT-nya sebanyak 150.983.

Adapun rincian daftar pemilih tetap (DPT) terbaru ‘2024’ yang tersebar pada 16 kecamatan yakni Kecamatan Lawe Alas pemilih sebanyak 11.632 orang dan jumlah TPS 55, dan Kecamatan Lawe Sigala-gala pemilih 14.359.

Jika di telusuri dari data terbaru dari 16 kecamatan di Kabupaten Aceh Tenggara memiliki 385 desa dengan 51 mukim. Sedangkan data KIP Aceh Tenggara tahun 2023 menyatakan 726 tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di,365 desa.

Bagimana komposisi kursi di parlemen DPRK Aceh Tenggara mengalami perubahan dari 25 kursi pada Pemilu 2009 - 2014 menjadi 30 kursi di Pemilu 2014 - 2019 dan 2019 - 2024. Hasil dari tiga kali pemilu kebelakang, dimulai hasil Pemilu 2009 meliputi; Gerindra 1 kursi, Golkar 4, PAN 1, Hanura 1, PKS 2, PKPI 2, PNI 2, PPD 2, PPI 2, Sarikat 1, PNBK 1, PKNU 1, PDK 1, Patriot 1, dan Partai Aceh 1 kursi.

Di momentum Pemilu 2014 peta politik di parlemen Aceh Tenggara berubah total, terlihat dari komposisi keterwakilan kursi. Hasilnya yaitu; Gerindra 2 kursi, PDIP 3, Golkar 11, Nasdem 3, Hanura 5, dan Demokrat 3 kursi.

Selanjutnya ditelisik hasil Pemilu 2019 Dialeksis menemukan data, PKB dapat 1 kursi, Gerindra 5 kursi, PDIP 1, Golkar 10, Nasdem 1, PAN 1, Hanura 9, dan Demokrat 1 kursi.

Sedangkan sosok pernah menjadi pimpinan selaku ketua DPRK Aceh Tenggara fakta sejarah mencatat H. M. Salim Fakhry, S.E., M.M (Periode 2009 - 2014), H. Irwandi Desky, S.P (periode 2014 - 2019), dan Denny Febrian Roza, S.STP., M.Si (periode 2019 - 2024).

Usai sudah hasil penelusuran tim Dialeksis terhadap informasi dan data terkait dinamika politikm lokal di Kabupaten Aceh Tenggara sebagai bagian pencerdasan dan pendidikan politik kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat Aceh Tenggara agar melek informasi politik.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda