Sabtu, 07 Juni 2025
Beranda / Politik dan Hukum / TM Nurlif Diduga Minta Diskresi, Forum Beringin Minta Audit Kepemimpinan Golkar Aceh

TM Nurlif Diduga Minta Diskresi, Forum Beringin Minta Audit Kepemimpinan Golkar Aceh

Rabu, 04 Juni 2025 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Teuku Alfiansyah, SH, Koordinator Forum Beringin Bersama. [Foto: Tangkapan layar podcast Pehtem]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Jelang Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Aceh yang kian mendekat, muncul sorotan tajam terhadap isu internal partai, khususnya terkait kabar permintaan diskresi oleh Ketua DPD I Partai Golkar Aceh, TM Nurlif, kepada Ketua Umum DPP Golkar.

Diskresi ini diduga diajukan agar dirinya dapat kembali mencalonkan diri untuk kali ketiga sebagai ketua, meski aturan partai membatasi maksimal dua periode kepemimpinan.

Isu tersebut mencuat dalam podcast Pehtem yang dilansir oleh media Dialeksis.com pada Rabu (4/6/2025). Dalam diskusi tersebut, Teuku Alfiansyah, SH, Koordinator Forum Beringin Bersama, menyampaikan pandangan kritis dan reflektif terhadap arah Partai Golkar Aceh ke depan.

“Seseorang yang ingin mengajukan dirinya kembali, sementara aturannya menyatakan tidak boleh lebih dari dua kali. Beliau boleh mencalonkan diri. Maka dari awal Forum Beringin menyarankan para DPP supaya kita bicara perubahan,” ungkap Teuku Alfiansyah.

Menurutnya, selama 10 tahun kepemimpinan TM Nurlif, telah terjadi banyak dinamika internal yang dinilai fatal dan menyisakan luka politik di tubuh partai. Sejumlah kader merasa dirugikan oleh kebijakan yang diambil. 

Teuku Alfiansyah menyebut bahwa jika hal ini terus dibiarkan, maka dikhawatirkan akan membawa kerusakan yang lebih besar ke depan.

“Paradigmanya harus perubahan. Supaya 10 tahun yang sudah berjalan, segala dinamika, kejadian-kejadian fatal, yang merugikan beberapa unsur-unsur di dalam, beberapa kader, kemudian yang kita anggap ini menyimpan potensi kerusakan besar ke depannya,” jelasnya.

Ia mengatakan bahwa permintaan diskresi yang diduga dilakukan oleh TM Nurlif menimbulkan pertanyaan besar di kalangan kader Golkar di Aceh. Apakah DPP akan memberikan pengecualian terhadap aturan internal demi mempertahankan kepemimpinan lama? Ataukah DPP justru akan mendengar suara perubahan dari bawah?.

“Apakah juga akan terjadi musyawarah mufakat yang melahirkan aklamasi, atau terjadi kontestasi? Proses ini semua selama 10 tahun, ada beberapa dinamika yang kita anggap sensitif dan fatal,” tambah Alfiansyah.

Teuku Alfiansyah menyampaikan bahwa jalan terbaik bagi Partai Golkar Aceh saat ini bukan sekadar mengganti wajah, tetapi melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kepemimpinan selama dua periode terakhir.

Forum Beringin Bersama mendorong DPP Partai Golkar untuk melakukan audit internal terhadap kebijakan, program, dan manajemen partai selama 10 tahun terakhir.

Audit ini bukan untuk mencari kesalahan, melainkan sebagai bentuk tanggung jawab moral dan upaya penyembuhan organisasi.

“Kita mungkin menolak beberapa tindakan atau kebijakan. Ini kan faktanya begitu. Dibiarkan terus kan tidak sehat. Nah, apa cara paling sehat? Ya audit,” tegasnya. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI