kip lhok
Beranda / PON-XXI / Ketua Konsumsi PB PON XXI Aceh Klarifikasi Soal Keluhan Makanan Atlet

Ketua Konsumsi PB PON XXI Aceh Klarifikasi Soal Keluhan Makanan Atlet

Kamis, 12 September 2024 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Alfi Nora

Ketua Bidang Konsumsi PB PON XXI Aceh Diaz Furqan buka suara soal berbagai keluhan para atlet, official, dan tamu terkait penyediaan makanan dalam konferensi pers di Banda Aceh, Kamis (12/9/2024). [Foto: Nora/dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Bidang Konsumsi PB PON XXI Aceh Diaz Furqan buka suara soal berbagai keluhan para atlet, official, dan tamu terkait penyediaan makanan. 

Beberapa hari belakangan, banyak keluhan soal nasi untuk atlet dan kontingen PON yang diduga basi, berulat, porsi minim, dan sering terlambat diantar. Kondisi itu pun kini viral di sosial media dan mendapat beragam komentar negatif. 

Untuk diketahui, pengelolaan jasa katering Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara merupakan tanggung jawab PT Aktivitas Atmosfir, perusahaan katering asal Jakarta, dengan nilai kontrak Rp42,5 miliar.

“Kenapa perusahaan Jakarta yang menang karena tidak ada perusahaan lokal yang ada dalam e-katalog dan kita mengambil vendor yang pernah berpengalaman dalam menangani konsumsi jumlah besar,” kata Diaz Furqan dalam konferensi pers di Banda Aceh, Kamis (12/9/2024). 

Diaz juga membeberkan alasan PB PON tidak memecah paket pengadaan katering dengan kabupaten kota, karena awalnya perhitungan konsumsi berdasarkan jumlah atlet dan kontingen, kabupaten kota tidak dilibatkan karena ada venue yang belum selesai dan harus dialihkan ke Banda Aceh. 

“Kalau kita rencanakan langsung maka akan terganggu. Akan tetapi kita menghimbau penyedia makanan agar berkoordinasi dengan UMKM lokal agar dapat memaksimalkan pendistribusian,” jelasnya. 

Terkait makanan yang jika ditemukan basi dan tidak layak konsumsi, kata Diaz, LO silakan menyimpan dan akan diuji oleh pihak berwenang. Namun, fakta di lapangan makanan tersebut tetap dikonsumsi, makanya sulit menemukan kebenaran informasi tersebut. 

“Lalu soal menu makanan yang didapat setiap atlet dan official berbeda-beda itu menurut saya standarnya sama semua, sudah beragam,” imbuhnya. 

Diaz juga menjelaskan bahwa makanan yang dibagikan itu merupakan hasil olahan dari dapur di Banda Aceh. 

“Kami juga senantiasa terus berkoordinasi dengan vendor terkait semua keluhan yang diterima agar bisa diperbaiki,” pungkasnya. [nor]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda