kip lhok
Beranda / Gaya Hidup / Seni - Budaya / Balai Bahasa Provinsi Aceh Gelar Penobatan Duta Bahasa 2024

Balai Bahasa Provinsi Aceh Gelar Penobatan Duta Bahasa 2024

Minggu, 26 Mei 2024 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Balai Bahasa Provinsi Aceh menggelar acara Penobatan Duta Bahasa Provinsi Aceh 2024 dengan tema “Senandung Citra dan Cinta Bahasa Indonesia” pada Sabtu (25/5/2024) malam. [Foto: dok. BB Provinsi Aceh]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Balai Bahasa Provinsi Aceh menggelar acara Penobatan Duta Bahasa Provinsi Aceh 2024 dengan tema “Senandung Citra dan Cinta Bahasa Indonesia” pada Sabtu (25/5/2024) malam.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh, Umar Solikhan mengungkapkan bahwa dari 10 pasangan finalis yang telah melewati berbagai tahapan seleksi, hanya lima pasang yang akan bersaing pada babak final malam ini.

"Tujuan kegiatan ini adalah untuk mencari generasi muda unggul di Aceh yang tercermin dalam sikap, wawasan, serta kompetensi untuk melaksanakan tugas kami dalam mengembangkan bahasa," ujar Umar Solikhan.

Ia juga menyampaikan harapannya agar para finalis tidak hanya menjadi pribadi yang baik, tetapi juga contoh pengguna bahasa yang baik dan benar serta menjadi agen pengenalan bahasa daerah.

Umar Solikhan menyoroti tiga program unggulan Balai Bahasa Provinsi Aceh. Pertama, program literasi masyarakat yang menyasar anak muda, baik siswa, mahasiswa, maupun aktivis kampus.

Kedua, program perlindungan bahasa daerah melalui revitalisasi bahasa, dengan fokus tahun ini pada bahasa Gayo dan bahasa Aceh.

"Para duta bahasa juga akan membantu menginternasionalkan bahasa Indonesia. Alhamdulillah, bahasa Indonesia selangkah lebih maju dan akan segera menjadi bahasa internasional," tambahnya.

Seleksi yang dilakukan dalam ajang ini sangat ketat. Para finalis wajib mengirim konten video dan mengunggahnya di Instagram pribadi, serta menjalani seleksi wawancara dalam salah satu bahasa asing, bahasa Indonesia, dan bahasa daerah.

"Mereka harus mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing," jelas Umar Solikhan.

Selain itu, para finalis juga harus menguasai salah satu seni budaya yang ada di Aceh dan memiliki rencana kerja kebahasaan yang dapat diimplementasikan di Aceh.

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari serangkaian proses seleksi yang telah dilaksanakan sebelumnya, termasuk seleksi berkas, wawancara, dan tahap pra-karantina.

Karantina ini bertujuan untuk menggali pengetahuan kebahasaan dan wawasan umum peserta secara mendalam, khususnya dalam krida duta bahasa dan kemampuan wicara publik.

Karantina yang berlangsung selama dua hari mulai 24 sampai 25 Mei 2024 diisi dengan berbagai sesi. Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan penjurian krida dan penampilan bakat peserta.

Para dewan juri, termasuk Umar Solikhan sebagai juri kebahasaan, Dosi Elfian sebagai juri wicara publik, Irma Oktafianti sebagai juri psikologi, serta Duta Bahasa Provinsi Aceh 2023, Muhammad Rafli Athoriq dan As Shifa Salabil, memberikan komentar dan penilaian mereka.

Pada siang harinya, peserta menjalani sesi wawancara mendalam di empat pos yang terdiri dari pos kebahasaan, psikologi, wawasan umum, serta pos krida dan Duta Bahasa. Malamnya, para peserta berkumpul di balairung Hotel Ayani untuk berlatih koreografi untuk malam penobatan.

Kemudian, pada paginya, sesi pengambilan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) dilaksanakan. Setelah itu, peserta menikmati sesi istirahat sembari menunggu malam puncak penobatan.

Malam ini, dari 20 finalis, lima pasang terbaik akan tampil di babak akhir dan dinobatkan sebagai pemenang. Mereka akan mewakili Aceh di tingkat nasional. 

"Mudah-mudahan Aceh mendapatkan penghargaan dari Kemendikbudristek RI," harap Umar Solikhan. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda