kip lhok
Beranda / Gaya Hidup / Seni - Budaya / Esensi Meugang dalam Prespektif Agama

Esensi Meugang dalam Prespektif Agama

Sabtu, 09 Juli 2022 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Alfi Nora
Ilustrasi daging meugang. [Foto: freepik.com]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Meugang adalah tradisi memasak daging sehari sebelum Ramadhan, sebelum Idul Fitri, dan sebelum Idul Adha. Praktis, tradisi ini dilakukan tiga kali dalam setahun oleh masyarakat Aceh.

Meugang telah menjadi tradisi yang melekat dan menyatu dengan berbagai kalangan masyarakat di Aceh. 

Jejak tradisi meugang di Aceh dimulai sejak tahun 1907, saat Sultan Iskandar Muda memimpin Kerajaan Aceh Darussalam.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bahkan telah memasukan tradisi meugang menjadi warisan budaya tak benda sejak tahun 2016.

Meugang sebagai sebuah tafsir agama dapat diketahui melalui hal-hal yang melatarbelakangi diadakannya tradisi tersebut dalam masyarakat Aceh. 

Dalam jurnal yang dipublikasi pada tahun 2014 yang berjudul “Tradisi Meugang Dalam Masyarakat Aceh” yang ditulis oleh Marzuki dari UIN Ar Raniry Banda Aceh menjelaskan, ada 2 hal yang melatarbelakangi adanya perayaan meugang di Aceh. 

Pertama, meugang dilaksanakan menyambut bulan puasa, Idul Fitri dan Idul Adha. Kedua, meugang dijadikan momentum untuk bersedekah.

Adanya latar belakang menyambut bulan puasa, Idul Fitri dan Idul Adha dalam perayaan meugang merupakan bentuk dari eratnya kaitan antara meugang dan ajaran agama Islam. 

Hendaklah seorang muslim senang dengan masuknya bulan Ramadhan, karena pada bulan tersebut Allah melipat gandakan semua amalan, bulan yang lebih baik dari seribu bulan. 

Bersedekah yang melatarbelakangi meugang juga menjadi fakta penting dibalik tradisi meugang, karena ajaran Islam sangat menganjurkan untuk bersedekah dan berbuat baik kepada orang lain.

Sehingga dapat diketahui dengan jelas, bahwa meugang adalah bagian dari ajaran agama yang dijalankan atau diamalkan oleh masyarakat Aceh dalam bentuk budaya atau tradisi yang telah melekat. 

Meugang merupakan tafsir agama yang diwujudkan dalam budaya. [NOR]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda