DIALEKSIS.COM | Jakarta - Direktorat Museum dan Cagar Budaya bekerja sama dengan Cultural Heritage Conservation Science Center (CHCSC), National Research Institute of Cultural Heritage (NRICH) Korea Selatan menggelar On-site Technical Training Program (OTTP) di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, pada 25-29 Agustus 2025.
Pelatihan ini diikuti oleh 20 konservator dari berbagai unit Museum dan Cagar Budaya, dan menghadirkan enam pakar konservasi dari Korea Selatan. Para peserta tidak hanya mengikuti sesi perkuliahan, tetapi juga praktik langsung mengenai teknik konservasi berbagai material seperti logam, tembikar, dan kertas.
Kepala Museum dan Cagar Budaya, Abi Kusno, menyebut pelatihan ini sebagai bagian dari upaya strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang pelestarian warisan budaya.
“Konservasi bukan hanya soal teknik merawat koleksi, tapi ini adalah bentuk tanggung jawab kita dalam menjaga jejak sejarah untuk generasi mendatang,” kata Abi Kusno yang dilansir pada Kamis (11/9/2025).
Menurut Abi, kerja sama dengan lembaga konservasi internasional seperti CHCSC membuka ruang pertukaran ilmu dan pengalaman yang sangat penting, terutama bagi para konservator muda di Indonesia.
“Dengan kolaborasi ini, kita berharap metode dan wawasan pelestarian budaya semakin kaya dan relevan dengan tantangan zaman,” ujarnya.
Mengusung tema “Comprehensive Approaches to Conservation Material”, program OTTP kali ini menjadi edisi ketiga yang digelar di Indonesia. Sebelumnya, pelatihan serupa telah berlangsung di Gedung Storage Museum Nasional pada 2023 dan Balai Konservasi Borobudur pada 2024.
Direktur CHCSC, NRICH Korea Selatan, Jong-seo Park mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan materi pelatihan secara komprehensif untuk mendukung peningkatan kapasitas konservator di Indonesia.
“Kami ingin berbagi pengalaman dan pendekatan ilmiah yang kami terapkan di Korea. Harapannya, pengetahuan ini bisa diterapkan sesuai dengan konteks pelestarian di Indonesia,” ujar Jong-seo Park.
Selain transfer ilmu, program ini juga menjadi momentum penting dalam membangun jejaring profesional antarnegara di bidang konservasi.
“Kami melihat OTTP ini bukan hanya pelatihan teknis, tapi juga jembatan kerja sama antarnegara dalam menjaga warisan budaya Asia secara kolektif dan berkelanjutan,” tambahnya.
Museum dan Cagar Budaya berharap program ini dapat terus berlanjut dengan cakupan yang lebih luas, baik dari sisi peserta, materi, maupun bentuk kolaborasi internasional lainnya. [*]