DIALEKSIS.COM | Takengon - Upaya melestarikan budaya Gayo kini semakin nyata. Bupati Aceh Tengah, Drs. Haili Yoga, M.Si, resmi mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan penggunaan bahasa Gayo dan pakaian kerawang setiap hari Kamis.
Langkah ini diambil sebagai bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah dalam menjaga dan menghidupkan kembali budaya leluhur yang menjadi identitas masyarakat Gayo dalam rapat teknis bersama Majelis Adat Gayo dan SKPK terkait di Ruang Kerja Bupati Aceh Tengah, Rabu (12/3/2025).
Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran Bupati Aceh Tengah, yang menegaskan bahwa pelestarian budaya bukan hanya sekadar simbol, tetapi harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
“Bahasa dan pakaian tradisional adalah bagian dari jati diri kita. Melalui kebijakan ini, kami ingin menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya Gayo serta memastikan warisan leluhur tetap lestari,” tegas Bupati.
Kebijakan ini berlaku bagi seluruh instansi pemerintahan, sekolah, lembaga daerah, perbankan, BUMN, BUMD, perusahaan swasta, serta sektor perhotelan di Kabupaten Aceh Tengah. Aparatur Sipil Negara (ASN) diwajibkan, sementara masyarakat umum dianjurkan untuk ikut serta dalam menggunakan bahasa Gayo dan mengenakan pakaian kerawang setiap Kamis.
Pakaian kerawang Gayo bukan sekadar busana tradisional, tetapi memiliki makna filosofis mendalam. Motifnya yang khas mencerminkan nilai-nilai luhur, seperti kebersamaan, keberanian, dan kearifan lokal. Sementara itu, bahasa Gayo sebagai salah satu kekayaan budaya Aceh kini semakin jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
“Bahasa yang tidak digunakan akan hilang seiring waktu. Itulah sebabnya kami ingin membiasakan kembali penggunaan bahasa Gayo, terutama di ruang publik dan lingkungan kerja,” tambah Bupati Haili Yoga.
Dengan adanya kebijakan ini, Pemkab Aceh Tengah berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga budaya sendiri di tengah gempuran modernisasi. Pemerintah juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjadikan bahasa dan pakaian tradisional sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, bukan hanya sebagai seremonial belaka.
"Mari kita bersama-sama menjaga budaya Gayo. Bukan hanya untuk kita hari ini, tetapi untuk anak cucu kita di masa depan," pungkas Bupati. [*]